Palembang | EGINDO.co – Nursery Sinarmas Forestry Group, terdepan dalam mengimplementasi Go Green tanpa ada limbah dalam proses kerja dari hulu hingga hilirnya.
Hal itu kata Ir. Susilo, karyawan pada Nursery Sinarmas Forestry Group terbukti dengan lahirnya container bibit tanpa plastik baik polybag atau tabung. “Kini mempergunakan tehnologi canggih yang disebut Fibercell yakni wadahnya dengan Kertas,” katanya.
Disamping itu dapat meminimalkan nursery dari terserang penyakit seperti Xanthomonas, Fusarium, Ralstonia dan lainnya. Hal yang menguntungkan dengan Fibercell maka arsitektur dan Bio Masa akar tanaman Eucaliptus akan lebih bagus sehingga ketika ditanam di lapangan atau di lahan akan lebih kokoh dan kuat maka tahan terhadap hempasan angin yang kuat dan sulit dikontrol.
Katanya, kondisi tanaman Eucaliptus di lapangan cukup baik walaupun angin menghempaskan tanaman akan tetapi namun tanaman tetap berdiri tak tergoyahkan. Sedangkan untuk pertumbuhan tanaman cukup baik dimana bibit masih berumur 45 hari akan tetapi tinggi, diameter batang, kekompakan akar dan kesehatan bibit yang merupakan standar utama Ready For Planting (RFP) sudah tercapai. Sangat baik katanya sebab sudah sesuai standard bibit bisa ditanam pada umur 45 hari yang mana biasanya baru tercapai sesuai standard pada umur 65 hari.
Informasi yang dihimpun EGINDO.co menyebutkan Nursery Sinarmas Forestry Group diaman tanaman Eucalyptus telah mencapai 100% dikembangbiakkan secara vegetatif. Khusus pengembangan secara vegetatif, terdiri dari klon yang masing-masing memiliki ciri unggulan tersendiri. Ketahanan terhadap hama, kerapatan kayu, wood consumption (konsumsi kayu per m3 dalam produksi) adalah diantara ciri unggulan yang dikembangkan.
Asia Pulp and Paper (APP) Sinarmas mengembangkan tanaman Eucalyptus Pelita dan juga Akasia Carsikarva. Dua tanaman itu sangat cocok ditanam di Riau. Dalam pengembangannya dua tanaman itu melalui proses yang cukup panjang. Hal ini karena memang keduanya (Euclyptus dan Akasia) didapatkan dari kloning yang dilakukan oleh peneliti.
Sinar Mas Forestry (SMF) bagian Research and Development (R&D) atau SMF R&D Center, lewat penelitian dan pengkajian secara ilmiah, didapatkanlah tanaman-tanaman baru yang memiliki kualitas bagus sehingga mampu memenuhi target produksi.
Sementara itu, Peneliti Senior di SMF R&D Center Bambang Herdyantara kepada wartawan belum lama ini mengatakan jenis kayu Eucalyptus Pelita memang hanya bisa tumbuh di Riau. “Ini adalah hasil uji kloning dari para peneliti di Sinarmas. Tentu ini melalui proses yang panjang. Kita lakukan uji spesies terlebih dahulu,” katanya.
Dijelaskannya, untuk jenis akasia yang cocok ditanam di Riau karena tanahnya bergambut adalah jenis akasia Carsikarva. Pihaknya akan terus melakukan riset dan penelitian untuk mendapatkan hasil yang lebih baik lagi, untuk saat ini dua komoditas kayu ini adalah yang terbaik.
Sedangkan peneliti SMF R&D Centre Sari Yuliam menjelaskan khusus yang ada di R&D dibuat kloningnya untuk mather plant atau pohon indukan. “Khusus yang ada disini ini memang untuk pohon indukan. Nantinya setelah didapatkan klon yang bagus, baru dilakukan kultur jaringan, lalu kemudian ditanam dan jadilah pohon indukan. Untuk kemudian dibawa ke nurseri modern untuk dilakukan pengembangbiakan secara vegetatif,” katanya.@
Bs/fd/timEGINDO.co