Normalisasi Sungai Tampin Dan Cakur Beri Manfaat Hidrologis

Bambang Hendroyono ketika berkunjung ke Suaka Margasatwa Padang Sugihan
Bambang Hendroyonoberkunjung ke Suaka Margasatwa Padang Sugihan

Jakarta | EGINDO.co – Progres kerja normalisasi sungai Tampin-Tambatan sepanjang 21,50 km dan sungai Cakur-Tambatan sepanjang 23,30 km di kawasan SM Padang Sugihan telah memberikan kemanfaatan hidrologis bagi ekosistem air dan ekosistem terestrial lain di sekitarnya dan juga mendukung upaya konservasi spesies serta kestabilan ekosistem gambut.

Hal itu dikatakan Plt. Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) KLHK, Bambang Hendroyono ketika berkunjung ke Suaka Margasatwa Padang Sugihan atas kerjasama antara Balai KSDA Sumatera Selatan dengan PT OKI Pulp & Paper Mills.

Dikatakannya, normalisasi sungai Tampin-Tambatan merupakan salah satu best practices kelola lanskap, sekaligus solusi dari lapangan/tapak. Tentu upaya tersebut membutuhkan dukungan Pemerintah Daerah, swasta, akademisi, masyarakat, dan media.

Menanam pohon

Dijelaskan Plt. Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) KLHK, Bambang Hendroyono bahwa kerja sama Balai KSDA Sumatera Selatan dengan PT OKI Pulp & Paper Mills tertuang dalam perjanjian Nomor PKS.1150/K.12/TU/REN/7/2020 dan Nomor 09/CAD-OKI/EM/07/2020 tentang Penguatan Fungsi Berupa Dukungan Pemulihan Ekosistem dan Penanggulangan Kebakaran di Suaka Margasatwa (SM) Padang Sugihan Provinsi Sumatera Selatan.

Kunjungan untuk memastikan keberadaan petugas di lapangan melalui pelaksanaan RBM di Balai KSDA Sumsel terus berjalan dan teknologi dan inovasi dalam kelola kawasan dan biodiversitas ditingkatkan, khususnya dalam penanganan gajah liar dan pencegahan terjadinya kebakaran lahan gambut yang berulang di SM Padang Sugihan.

Disamping itu juga untuk melihat progres kerja sama dan kesiapsiagaan penanggulangan potensi kebakaran. Pada kunjungan tersebut dilakukan juga serah terima 1 (unit) GPS Collar untuk Gajah Sumatera liar dari APP Sinarmas kepada BKSDA Sumatera Selatan.

Pada kesempatan kunjungan itu Plt. Dirjen KSDAE Bambang Hendroyono juga menanam pohon serta melepasliarkan satu individu satwa baning cokelat (Manouria emys) dan tiga individu satwa buaya muara (Crocodylus porosus). Keempat individu satwa dilindungi tersebut berasal dari hasil evakuasi/serahan masyarakat ke BKSDA Sumsel dan telah melalui proses rehabilitasi dan pemeriksaan kesehatan.

“Mitigasi konflik manusia dan gajah ini penting sekali dilakukan dengan penggunaan teknologi GPS Collar guna pemantauan populasi Gajah Sumatera pada berbagai kelompok lebih akurat. Ke depan, konflik gajah dan manusia harus bisa dikelola dengan baik dan berkurang signifikan,” katanya.

Hadir pada kunjungan tersebut Plt. Kepala BP2SDM, Direktur Pengelolaan Kawasan Konservasi, Kepala Biro Humas KLHK, APP Sinar Mas, Kepala BKSDA Sumatera Selatan, Kepala UPT KLHK lingkup Sumatera Selatan, dan Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Selatan.@

App/timEGINDO.co

Scroll to Top