Jakarta|EGINDO.co Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tercatat menguat pada penutupan perdagangan Rabu (9/4/2025), meskipun masih dibayangi sentimen global yang cukup beragam. Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup terapresiasi sebesar 18,50 poin atau 0,11 persen ke level Rp16.872,5 per dolar AS.
Di sisi lain, indeks dolar AS mengalami pelemahan sebesar 0,56 persen menuju posisi 102,37. Sementara itu, pergerakan mata uang utama di kawasan Asia menunjukkan kecenderungan yang bervariasi. Yen Jepang dan won Korea Selatan masing-masing menguat sebesar 0,46 persen dan 0,39 persen. Sebaliknya, yuan Tiongkok dan ringgit Malaysia tercatat melemah masing-masing sebesar 0,12 persen dan 0,11 persen.
Pengamat pasar mata uang, Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah akan mengalami pergerakan yang fluktuatif pada perdagangan hari ini, Kamis (10/4/2025). Ia menilai rupiah berpotensi ditutup sedikit melemah di kisaran Rp16.860 hingga Rp16.900 per dolar AS.
Adapun salah satu faktor yang memengaruhi pergerakan rupiah adalah pernyataan terbaru Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang mengumumkan penundaan pemberlakuan tarif impor selama 90 hari. Kebijakan tersebut diumumkan pada Rabu dini hari waktu AS sebagai respons atas pendekatan diplomatik dari puluhan negara mitra dagang. Namun demikian, Trump menegaskan bahwa tarif atas impor dari Tiongkok tetap akan dinaikkan menjadi 125 persen, dengan alasan kurangnya sikap kooperatif dari pemerintah Beijing.
Kepala Riset NH Korindo Sekuritas, Ezaridho Ibnutama, menilai bahwa kebijakan penundaan tarif ini membawa angin segar bagi negara-negara Asia, kecuali Tiongkok. Menurutnya, rupiah memiliki peluang untuk bergerak lebih stabil dalam beberapa waktu ke depan, dengan potensi menguat menuju kisaran Rp16.400 hingga Rp16.600 per dolar AS, seiring dengan meredanya tekanan dari sentimen eksternal.
Sumber: Bisnis.com/Sn