Jakarta|EGINDO.co Nilai tukar rupiah diprediksi akan mengalami fluktuasi pada perdagangan akhir pekan ini, Jumat (6/9/2024), setelah ditutup menguat pada perdagangan sebelumnya.
Pada Kamis (5/9), rupiah ditutup menguat sebesar 68,50 poin atau 0,44% ke level Rp15.411 per dolar AS. Di sisi lain, indeks dolar AS mengalami penurunan sebesar 0,07% ke posisi 101,28.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, menjelaskan bahwa investor saat ini sedang mempersiapkan diri menghadapi pekan yang dipenuhi dengan data penting, termasuk laporan penggajian AS yang akan dirilis pada hari ini. Laporan ini diharapkan dapat memengaruhi keputusan Federal Reserve yang akan diumumkan pada 18 September 2024.
Menurut alat CME FedWatch, terdapat peluang sebesar 63% untuk penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin dan 37% untuk penurunan sebesar 50 basis poin. Secara keseluruhan, pasar telah memperkirakan total penurunan suku bunga sebesar 100 basis poin sepanjang tahun 2024.
Di dalam negeri, pasar memberikan respons positif terhadap data inflasi Agustus 2024 yang tercatat sebesar 2,12% YoY. Inflasi harga yang diatur pemerintah mengalami kenaikan sebesar 1,68% YoY, sedangkan inflasi harga bergejolak turun sebesar 3,04% YoY. Penurunan harga pangan terutama dipengaruhi oleh pasokan yang melimpah serta penurunan biaya produksi.
PMI Manufaktur Indonesia pada Agustus 2024 tercatat pada level 48,9, yang menunjukkan penurunan kinerja sektor manufaktur global. Meskipun PMI mengalami penurunan, optimisme tetap terjaga berkat kinerja beberapa industri unggulan di Indonesia, seperti makanan dan minuman serta kimia farmasi, yang konsisten tumbuh di atas 5% YoY hingga triwulan II.
Berdasarkan hal-hal tersebut, Ibrahim memproyeksikan bahwa rupiah pada perdagangan hari ini akan mengalami fluktuasi namun diperkirakan akan ditutup menguat dalam rentang Rp15.300 – Rp15.520 per dolar AS.
Sumber: Bisniss,com/Sn