Nilai Tukar Rupiah Menguat Dampak Menurunnya Inflasi AS

Uang rupiah diantara uang dolar AS di tempat penukaran valuta asing .
Uang rupiah diantara uang dolar AS di tempat penukaran valuta asing .

Jakarta|EGINDO.co Respon positif pasar terhadap menurunnya inflasi AS diperkirakan akan sedikit mengangkat nilai tukar rupiah hari ini. Melanjutkan penguatan rupiah dalam penutupan perdagangan kemarin, nilai tukar rupiah terhadap Dollar AS di posisi Rp15.694.

“Rupiah berpotensi menguat hari ini terhadap dollar AS, setelah data inflasi konsumen AS bulan Oktober yang dirilis semalam. Inflasi menunjukkan kenaikan di bawah ekspektasi pasar, 3,2% versus 3,3% dari data bulan sebelumnya 3,7%,” kata analis pasar uang Ariston Tjendra dalam analisa Rabu (15/11/2023).

Data inflasi tersebut, tambah Ariston, menurunkan ekspektasi pasar soal kenaikan suku bunga acuan AS. Tapi kebijakan suku bunga tinggi AS ditahan lebih lama.

“Survei CME FedWatch Tool menunjukkan persentase probabilitas yang lebih tinggi dibandingkan sebelumnya, dari 85% menjadi 99,8%. Bahwa the Fed akan menahan suku bunga acuannya di rapat Desember,” ujarnya.

Baca Juga :  Banjir Sekali 100 Tahun,5 Tewas 41.000 Mengungsi Di Malaysia

Indeks dollar AS yang mengukur kekuatan dollar AS dibandingkan 6 nilai tukar utama dunia, turun pagi ini. Indeks dollar kemarin berada di level 105,80 dan hari ini menjadi 104.14.

Hari ini pasar juga akan menantikan data produksi industri Tiongkok dan data Trade balance Indonesia yang mungkin bisa mempengaruhi rupiah. Indikasi pelambatan ekonomi China bisa menahan penguatan rupiah tapi di sisi lain, surplus neraca perdagangan Indonesia bisa mendukung penguatan rupiah.

Ariston memproyeksikan potensi penguatan rupiah ke arah Rp15.630-Rp15.600 per dollar AS. Sedangkan level resistennya di sekitar Rp15.700 per dollar AS.

Sementara itu Head of Retail Research Analyst BNI Sekuritas Fanny Suherman memprakirakan IHSG pada hari juga akan melanjutkan posisi zona hijaunya. IHSG pada Selasa sore ditutup menguat di level 6.862, naik 23,74 poin atau 0,35%

Baca Juga :  Saham Naik Setelah Inflasi AS Mereda; Imbal Hasil Naik Akibat Ketegangan Dagang

“Proyeksi kita kemarin tepat,  IHSG break di posisi 6.860. Hari ini IHSG akan mencoba melanjutkan penguatan ke sekitar 6.900,” kata Fanny.

Level support IHSG berada di 6800-6840. Sedangkan level resist IHSG berada di 6.900-6.930.

Meski IHSG kemarin menguat, tapi masih diserta aksi jual saham (net sell asing senilai Rp67,5miliar. Saham yang paling banyak dijual asing adalah saham berkode MAPI, TLKM, ICBP, GOTO, dan BBNI.

Bursa-bursa saham dunia, di AS dan kawasan Asia Pasifik diproyeksikan juga bergairah dalam perdagangan hari ini. Setelah kepastian menurunnya inflasi AS, dan ekspektasi pelaku pasar terhadap suku bunga The Fed, belum akan naik lagi.

Sumber: rri.co.id/Sn

Bagikan :
Scroll to Top