Jakarta|EGINDO.co Bank Indonesia (BI) merilis pembaruan kurs transaksi pada Jumat, 14 November 2025, yang menunjukkan pergerakan rupiah yang masih dibayangi tekanan eksternal. Dalam publikasi tersebut, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) tercatat berada pada level:
-
Kurs Beli: Rp 16.815,66 per USD
-
Kurs Jual: Rp 16.648,34 per USD
Angka ini menunjukkan bahwa rupiah berada dalam tren depresiasi dibandingkan sejumlah periode sebelumnya, seiring kondisi global yang cenderung tidak stabil.
Tekanan Eksternal Masih Dominan
Penguatan dolar AS terhadap sebagian besar mata uang di kawasan, termasuk rupiah, dipicu oleh beberapa faktor eksternal, antara lain:
-
Ekspektasi Kebijakan Moneter AS yang Tetap Ketat
Pelaku pasar global menilai bahwa bank sentral Amerika Serikat (The Fed) masih akan mempertahankan suku bunga tinggi dalam waktu yang lebih lama untuk meredam inflasi, sehingga mendorong aliran modal kembali ke dolar AS. -
Ketidakpastian Geopolitik Global
Konflik dan tensi geopolitik di beberapa kawasan strategis menyebabkan meningkatnya minat pasar terhadap aset-aset safe haven, termasuk dolar AS. -
Fluktuasi Harga Komoditas Dunia
Harga sejumlah komoditas utama Indonesia—seperti batu bara, minyak sawit, dan nikel—mengalami volatilitas, sehingga memengaruhi proyeksi pendapatan ekspor serta permintaan valuta asing.
Langkah Stabilitas yang Ditempuh BI
Menghadapi dinamika tersebut, Bank Indonesia kembali menegaskan komitmennya menjaga stabilitas nilai tukar rupiah melalui beberapa upaya strategis, antara lain:
-
Intervensi ganda (dual intervention) di pasar spot dan Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF);
-
Optimalisasi instrumen moneter, termasuk operasi pasar uang untuk menjaga likuiditas;
-
Penguatan kebijakan devisa untuk mendorong transparansi dan stabilitas aliran valuta asing;
-
Koordinasi erat dengan pemerintah, terutama dalam menjaga daya beli masyarakat dan stabilitas harga.
BI menilai bahwa fundamental ekonomi Indonesia tetap kuat, ditopang oleh inflasi yang terkendali, neraca perdagangan yang masih mencatatkan surplus, serta cadangan devisa yang berada pada level memadai.
Prospek Nilai Tukar ke Depan
Sejumlah analis memperkirakan bahwa volatilitas rupiah masih berpotensi berlanjut dalam jangka pendek, mengingat ketidakpastian global belum mereda sepenuhnya. Namun, stabilisasi nilai tukar diperkirakan dapat terwujud apabila:
-
Tekanan eksternal mereda,
-
Sentimen pasar membaik,
-
Arus modal asing kembali masuk ke pasar keuangan domestik,
-
Kebijakan moneter dan fiskal tetap konsisten menjaga stabilitas makro.
(Sn)