Paris | EGINDO.co – Meski Paris St Germain punya gaya bermain yang jelas musim ini, juara Prancis itu tampak kebingungan ketika harus menghadapi tekanan intensitas tinggi Newcastle United dalam kekalahan 4-1 di St James’ Park pada Rabu (4 Oktober) .
Hasil tersebut membuat PSG mengumpulkan tiga poin dari dua pertandingan di Grup F Liga Champions, dan ada pertanyaan yang harus dijawab tentang karakter mereka dan kurangnya “Rencana B”.
PSG memulai dengan sistem yang sangat ofensif – Manuel Ugarte dan Warren Zaire-Emery adalah dua gelandang yang tepat di belakang kuartet penyerang Kylian Mbappe, Goncalo Ramos, Ousmane Dembele dan Randall Kolo Muani.
Mereka tidak dapat menahan kemarahan Newcastle dan dengan cepat kewalahan.
“Mereka menyulitkan kami di lini tengah, ya, di mana kami kalah jumlah. Itu tidak mudah,” kata bek Lucas Hernandez yang mencetak gol PSG di babak kedua.
PSG kembali ke ruang ganti dengan tertinggal 2-0, hanya mengancam melalui Dembele sejak awal dan jelas membutuhkan lebih banyak kontrol di lini tengah.
Meskipun situasi tersebut seharusnya mendorong Enrique untuk melakukan penyesuaian di babak kedua, 11 pemain yang sama memulai babak kedua, dan PSG kembali kebobolan pada menit ke-50.
PSG menikmati hampir 70 persen penguasaan bola tetapi tidak mampu menciptakan peluang berbahaya dan membuat beberapa kesalahan besar, dengan sapuan buruk Marquinhos berujung pada gol pembuka Miguel Almiron.
“Saya bertanggung jawab atas hasil ini,” kata Enrique tanpa memberikan penjelasan lebih lengkap.
Meskipun ia memuji sikap para pemain, empat pemain depan gagal menekan sementara Ugarte tidak pernah bermain di lini tengah, dengan hanya Zaire-Emery yang mampu melakukannya.
“Saya tidak tahu di mana masalahnya, tapi kami akan mencarinya untuk memperbaikinya,” kata Zaire-Emery.
Pertandingan Liga Champions PSG berikutnya adalah melawan AC Milan di Parc des Princes dan Hernandez mengatakan mereka harus “belajar dari kesalahan kami”.
“Kami semua sadar akan peran yang harus kami mainkan,” tambahnya. “Dan terserah pada kami untuk menunjukkannya di lapangan, bukan di depan kamera dan mikrofon.”
Sumber : CNA/SL