Mitsui Jepang Patuhi Sanksi AS Terkait LNG 2 Arktik

Mitsui & Co Ltd - Jepang
Mitsui & Co Ltd - Jepang

Tokyo | EGINDO.co – Mitsui dari Jepang mengatakan pada hari Sabtu bahwa pihaknya berkomitmen untuk mematuhi pembatasan setelah sanksi baru Amerika Serikat terkait dengan proyek gas alam cair LNG 2 Arktik Rusia yang sahamnya dimilikinya.

“Kami menyadari adanya sanksi tambahan AS dan kami tetap berkomitmen untuk mematuhi sanksi internasional,” kata Mitsui kepada Reuters melalui email, seraya menambahkan bahwa pihaknya sedang berhubungan dengan mitra proyeknya, pemerintah Jepang, dan pihak lain “untuk membahas langkah selanjutnya”.

Sanksi ini tidak berlaku bagi proyek itu sendiri maupun bagi para pemegang sahamnya.

Namun, sumber pemerintah Jepang mengatakan hal ini dapat mempersulit cara Mitsui dan pemegang saham Jepang lainnya JOGMEC memberikan dukungan untuk proyek tersebut dan juga dapat menunda produksi dari Arctic LNG 2.

Baca Juga :  Para Ekonom Berbeda Pendapat Waktu Kenaikan Suku Bunga BoJ

Aturan ini berlaku untuk sejumlah perusahaan Rusia dan satu perusahaan UEA yang menyediakan jasa arsitektur, konstruksi, dan teknik.

Persyaratan ini juga berlaku bagi perusahaan konstruksi kapal Rusia yang akan mengoperasikan dua unit penyimpanan terapung LNG untuk transshipment LNG Arktik melalui Rute Laut Utara serta dua kapal penyimpanan yang akan beroperasi pada rute tersebut.

Proyek LNG Arktik 2 di Arktik Rusia dioperasikan oleh perusahaan Rusia Novatek sementara Mitsui dan perusahaan Jepang lainnya JOGMEC memegang 10 persen saham gabungan.

JOGMEC tidak segera membalas permintaan komentar Reuters di luar jam kerja pada hari Sabtu. Novatek tidak membalas permintaan komentar Reuters.

Novatek berencana meluncurkan kereta produksi pertama di proyek LNG Arktik 2 menjelang akhir tahun ini. Mitsui dan JOGMEC direncanakan menerima gabungan 2 juta metrik ton LNG per tahun.

Baca Juga :  Trump Umumkan Pencalonan Presiden 2024 Pada 15 November

Pabrik LNG Yamal di dekatnya mulai beroperasi pada tahun 2017.

Proyek LNG Arktik 2 dirancang untuk menjalankan tiga jalur produksi dengan kapasitas produksi tahunan sebesar 19,8 juta ton.

Jepang mengutuk invasi Rusia ke Ukraina – yang oleh Moskow disebut sebagai “operasi militer khusus” – namun tetap mempertahankan sahamnya di sejumlah proyek bahan bakar fosil besar di Rusia demi keamanan energi. Negara ini mengimpor hampir seluruh energinya.

Sumber : CNA/SL

Bagikan :
Scroll to Top