Minyak Sedikit Berubah, Khawatir Permintaan Pacu Kewaspadaan

Harga Minyak Turun
Harga Minyak Turun

Tokyo | EGINDO.co – Harga minyak sedikit berubah pada hari Rabu karena para pedagang tetap berhati-hati setelah kenaikan mengejutkan dalam persediaan minyak mentah AS memicu kekhawatiran permintaan setelah data ekonomi yang lebih lemah dari perkiraan dari Amerika Serikat dan China.

Minyak mentah berjangka Brent merosot 3 sen menjadi $74,88 per barel. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun tipis 2 sen menjadi $70,84 pada pukul 02.22 WIB.

“Harga minyak mentah tetap berat karena para pedagang energi tidak dapat menghilangkan kekhawatiran permintaan global. Tidak peduli seberapa optimisnya semua orang terhadap paruh kedua tahun ini, situasi saat ini terlalu mengecewakan,” kata Edward Moya, seorang analis di OANDA.

Baca Juga :  AS, Korsel,Jepang Sepakat Kerja Sama Terkait Ancaman Korut

Stok minyak mentah AS naik sekitar 3,6 juta barel dalam pekan yang berakhir pada 12 Mei, menurut sumber-sumber pasar yang mengutip angka-angka dari American Petroleum Institute. Tujuh analis yang disurvei oleh Reuters, memperkirakan penurunan sebesar 900.000 barel.

Data pemerintah AS mengenai stok minyak mentah dan produk akan dirilis pada pukul 14.30 GMT.

Peningkatan persediaan minyak mentah menambah kekhawatiran mengenai pertumbuhan AS setelah data menunjukkan penjualan ritel naik 0,4 persen di bulan April, lebih rendah dari estimasi kenaikan 0,8 persen.

Pembicaraan mengenai kenaikan plafon utang AS terus membebani pasar. Departemen Keuangan AS telah memperkirakan bahwa Amerika Serikat akan mengalami gagal bayar paling cepat pada tanggal 1 Juni jika Kongres tidak menaikkan pagu utang.

Baca Juga :  Kini Turis Asing Bisa Masuk Indonesia Lewat 4 Bandara

Di China, output industri dan pertumbuhan penjualan ritel bulan April di bawah perkiraan, menunjukkan bahwa ekonomi kehilangan momentum pada awal kuartal kedua.

“Sentimen memburuk di tengah terhentinya pembicaraan pagu utang AS dan pendapatan peritel yang mengecewakan semalam. Kekhawatiran resesi kembali menyeret pasar global,” kata Tina Teng, seorang analis di CMC Markets.

Pasar mengikuti dengan seksama setiap langkah baru untuk memperluas sanksi terhadap Rusia oleh para pemimpin Group of Seven (G7) ketika mereka bertemu di Jepang pada 19-21 Mei.

G7 ingin menargetkan penghindaran sanksi yang melibatkan negara-negara ketiga, yang bertujuan untuk membatasi produksi energi Rusia di masa depan dan mengekang perdagangan yang mendukung militer Rusia, para pejabat yang mengetahui secara langsung tentang diskusi tersebut mengatakan.
Sumber : CNA/SL

Bagikan :
Scroll to Top