Singapura | EGINDO.co – Harga minyak naik pada hari Senin setelah mengalami penurunan mingguan terbesar dalam beberapa bulan terakhir karena UBS mencapai kesepakatan untuk membeli Credit Suisse dan beberapa bank sentral terbesar di dunia berusaha meyakinkan dan menstabilkan pasar keuangan global.
Minyak mentah berjangka Brent naik 35 sen, atau 0,5 persen, menjadi $73,32 per barel pada pukul 00.00 GMT setelah mengalami penurunan mingguan terbesar sejak Desember.
Minyak mentah West Texas Intermediate AS berada di $ 67,11 per barel, naik 37 sen, atau 0,6 persen, setelah penurunan 13 persen minggu lalu, terbesar sejak April lalu.
Bank terbesar di Swiss, UBS, mengumumkan pada hari Minggu bahwa mereka akan membeli pemberi pinjaman No. 2 di negara tersebut, Credit Suisse, dalam sebuah kesepakatan bersejarah. Menyusul pengumuman tersebut, Federal Reserve AS, Bank Sentral Eropa, dan bank-bank sentral utama lainnya berjanji untuk meningkatkan likuiditas pasar dan mendukung bank-bank lain.
Kesepakatan bank Swiss dan langkah-langkah bank sentral untuk menyuntikkan likuiditas ke pasar memulihkan kepercayaan pasar, yang mengarah pada reli bantuan dalam aset-aset berisiko, termasuk pasar minyak mentah, kata analis CMC Markets, Tina Teng.
“Reli bantuan di pasar-pasar yang lebih luas dapat berlanjut jika the Fed melunakkan nadanya pada kenaikan suku bunga,” tambahnya.
Para investor memperkirakan probabilitas 60 persen bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada hari Rabu, tetapi beberapa eksekutif meminta bank sentral untuk menghentikan sementara pengetatan kebijakan moneternya untuk saat ini, tetapi siap untuk melanjutkan kenaikan suku bunga nanti.
Perlambatan kenaikan suku bunga dapat menekan greenback, membuat komoditas berdenominasi dolar menjadi lebih terjangkau bagi pemegang mata uang lainnya.
Secara terpisah, Goldman Sachs memangkas proyeksi untuk minyak mentah Brent setelah harga jatuh karena kekhawatiran perbankan dan resesi.
Sumber : CNA/SL