Minyak Naik, Permintaan AS Kuat, Kebijakan Fed Jadi Fokus

Harga Minyak Naik
Harga Minyak Menguat

Singapura | EGINDO.co – Harga minyak naik pada hari Rabu di tengah ekspektasi permintaan global yang kuat, termasuk Amerika Serikat, konsumen terbesar dunia, dan bahkan inflasi AS yang agak kaku tidak secara signifikan mengubah ekspektasi The Fed akan segera menurunkan suku bunganya.

Minyak Brent berjangka untuk pengiriman Mei naik 46 sen, atau 0,6 persen, menjadi $82,38 per barel pada pukul 04.00 GMT. Kontrak minyak mentah West Texas Intermediate AS bulan April naik 47 sen, atau 0,6 persen, menjadi $78,03.

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) tetap berpegang pada perkiraannya mengenai pertumbuhan permintaan minyak yang kuat secara global sebesar 2,25 juta barel per hari (bph) pada tahun 2024 dan sebesar 1,85 juta barel per hari pada tahun 2025 serta menaikkan perkiraan pertumbuhan ekonominya untuk tahun ini.

Baca Juga :  Yoshihide Suga Mundur Sebagai Perdana Menteri Jepang

Indikasi lain dari permintaan yang sehat adalah persediaan minyak mentah dan persediaan bahan bakar AS turun pada minggu lalu, menurut sumber pasar yang mengutip angka dari American Petroleum Institute.

Para analis masih percaya bahwa Federal Reserve mungkin mulai menurunkan suku bunganya di musim panas meskipun harga konsumen AS naik dengan kuat di bulan Februari karena kenaikan harga bensin dan tempat tinggal, hal ini menunjukkan masih kakunya inflasi. Suku bunga yang lebih rendah mendukung permintaan minyak.

“Lingkungan risiko sebagian besar tetap tidak terpengaruh, didukung oleh keyakinan kuat bahwa pasar saat ini memperkirakan penurunan suku bunga hanya pada bulan Juni akan berhasil,” kata Yeap Jun Rong, ahli strategi pasar di IG.

Baca Juga :  Sinar Mas Land Raih Penghargaan, The 2024 FIABCI World Prix d'Excellence Awards

Penurunan tak terduga dalam persediaan minyak mentah AS dan perkiraan pertumbuhan yang kuat oleh OPEC juga mendukung harga, kata Yeap.

Dalam catatannya kepada klien, analis di Capital Economics mengatakan mereka masih memperkirakan The Fed akan mulai melakukan pelonggaran kebijakan “sekitar bulan Juni.”

Harga minyak berada di bawah tekanan pada sesi sebelumnya setelah Badan Informasi Energi AS menaikkan perkiraan produksi minyak dalam negeri namun penurunan tersebut terbatas karena ekspektasi bahwa pengurangan produksi OPEC+ masih akan memperlambat pertumbuhan minyak global dan gelombang serangan drone baru-baru ini terhadap Rusia, termasuk kilang.

Sumber : CNA/SL

Bagikan :
Scroll to Top