Minyak Naik, Pembicaraan Rusia-Ukraina Picu Gejolak Pasar

Harga Minyak Naik
Harga Minyak Naik

Beijing | EGINDO.co – Harga minyak naik lebih awal pada Rabu (16 Maret), memantul kembali setelah sebelumnya jatuh lebih dari US$1 per barel, karena invasi Rusia ke Ukraina terus mendominasi perdagangan yang bergejolak dengan pembicaraan gencatan senjata sebagai pemicu pasar terbaru.

Brent berjangka naik 83 sen, atau 0,8 persen, pada US$100,74 per barel pada pukul 01.20 GMT (9.20 waktu Singapura). Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 58 sen, atau 0,6 persen, menjadi 97,02 dolar AS per barel. Kedua kontrak sebelumnya turun lebih dari US$1, dengan Brent turun menjadi US$98,86 per barel dan WTI turun menjadi US$94,90 per barel.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan dalam pidato video yang dirilis Rabu pagi bahwa posisi Ukraina dan Rusia dalam pembicaraan damai terdengar lebih realistis, tetapi diperlukan lebih banyak waktu.

Baca Juga :  Mulai November 2021, Ditilang Kendaraan Belum Uji Emisi

“Pedagang sedang menunggu lebih banyak petunjuk dari pembicaraan gencatan senjata setelah aksi jual dua hari di pasar minyak, tetapi harga minyak mentah mungkin terus berada di bawah tekanan karena inflasi yang tinggi pada akhirnya akan menyeret pertumbuhan ekonomi dan melemahkan permintaan,” kata Tina Teng, seorang analis di Pasar CMC.

Minyak telah menetap di bawah US$100 pada hari Selasa, pertama kalinya sejak akhir Februari. Sesi perdagangan bergejolak sejak invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari, dengan harga mencapai tertinggi 14 tahun pada 7 Maret, tetapi sejak itu Brent telah jatuh hampir US$40 per barel dan WTI sekitar US$34.

Harga juga berada di bawah tekanan dalam beberapa hari terakhir karena kekhawatiran melambatnya permintaan China, karena negara terpadat di dunia dan konsumen minyak terbesar kedua memberlakukan langkah-langkah ketat untuk menahan penyebaran COVID-19.

Baca Juga :  Bitcoin Naik Ke Rekor Tertinggi Di Atas US$70.000

Sementara itu, data awal dari American Petroleum Institute menunjukkan persediaan minyak mentah AS naik 3,8 juta barel untuk pekan yang berakhir 11 Maret, sementara persediaan bensin turun 3,8 juta barel dan stok sulingan naik 888.000 barel, menurut sumber, yang berbicara dengan syarat anonimitas.
Data inventaris resmi pemerintah AS akan dirilis pada hari Rabu.
Sumber : CNA/SL

Bagikan :
Scroll to Top