New York | EGINDO.co – Harga minyak naik tipis pada hari Rabu karena pasar khawatir mengenai ketatnya pasokan di AS, konsumen minyak terbesar di dunia, setelah data menunjukkan penurunan yang lebih besar dari perkiraan dalam persediaan minyak mentah dan bensin.
Minyak mentah berjangka Brent naik 32 sen, atau 0,4 persen, menjadi $72,58 per barel pada pukul 02.00 WIB, sementara minyak mentah berjangka AS, West Texas Intermediate (WTI) naik 23 sen, atau 0,3 persen, menjadi $67,94 per barel.
Kedua kontrak tersebut telah turun sekitar 2,5 persen pada sesi sebelumnya di tengah sinyal bahwa bank-bank sentral mungkin tidak akan menaikkan suku bunga.
Stok minyak mentah turun sekitar 2,4 juta barel dalam pekan yang berakhir 23 Juni, menurut sumber-sumber pasar, mengutip data dari kelompok industri American Petroleum Institute. Para analis memperkirakan penurunan sebesar 1,76 juta barel.
Persediaan bensin turun sekitar 2,9 juta barel, dibandingkan dengan perkiraan untuk penurunan 126.000 barel.
Hal ini terjadi setelah bentrokan antara Moskow dan kelompok tentara bayaran Rusia, Wagner, yang menimbulkan kekhawatiran tentang kemungkinan gangguan pasokan minyak dan karena pasar menunggu pemangkasan produksi minyak yang dijanjikan oleh Arab Saudi mulai bulan Juli.
Dari sisi permintaan, Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde mengatakan pada hari Selasa bahwa inflasi yang sangat tinggi akan mengharuskan bank untuk menghindari penghentian kenaikan suku bunga. Suku bunga yang lebih tinggi dapat membebani aktivitas ekonomi dan permintaan minyak.
Kenaikan kepercayaan konsumen AS di bulan Juni juga mengkhawatirkan pasar bahwa Federal Reserve kemungkinan akan terus menaikkan suku bunga.
Pasar juga menunggu data yang akan dirilis pada hari Rabu mengenai laba industri RRc untuk mengukur kekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia ini.
Sumber : CNA/SL