Minyak Naik Karena Pemotongan OPEC+, Dolar Lebih Lemah

Harga Minyak Stabil
Harga Minyak Stabil

New York | EGINDO.co – Harga minyak naik lebih tinggi pada hari Selasa, mengganti beberapa kerugian dari sesi sebelumnya, karena pedagang fokus pada pemotongan pasokan oleh eksportir minyak terbesar di dunia Saudi Arab dan Rusia dan dolar yang lebih lemah.

Minyak mentah Brent naik 23 sen, atau 0,3 persen, menjadi $ 77,92 per barel sebesar 0153 GMT, dan minyak mentah perantara Texas barat AS naik 32 sen, atau 0,4 persen, pada $ 73,31.

Harga telah mereda 1 persen pada hari Senin dengan harapan yang lebih tinggi bahwa kenaikan suku bunga AS lebih lanjut akan datang dan ketika investor memesan keuntungan setelah kenaikan 4,5 persen minggu lalu.

Baca Juga :  Rusia Dan China Harus Memimpin Reformasi Tata Kelola Global

Pemotongan pasokan oleh eksportir minyak terbesar di dunia Saudi Arab dan Rusia ditetapkan untuk Agustus membantu mengangkat harga benchmark, yang juga didukung ketika dolar AS turun ke terendah dua bulan. Dolar yang lebih lemah membuat mentah lebih murah untuk pemegang mata uang lain dan sering meningkatkan permintaan minyak.

“Minyak telah menemukan lantai dan satu -satunya hal … yang bisa memecahkan itu adalah jika inflasi AS panas panas dan The Fed dipaksa untuk memperketat ekonomi ini menjadi resesi,” kata Edward Moya, seorang analis di Oanda.

Sementara pejabat bank sentral mengatakan Federal Reserve AS kemungkinan akan perlu menaikkan suku bunga lebih lanjut untuk menurunkan inflasi, pasar mengambil kenyamanan dari indikasi bahwa para pejabat juga berpikir siklus pengetatan kebijakan moneter saat ini semakin dekat dengan akhir.

Baca Juga :  Minyak Turun Permasalahan Demand, Pasar Menunggu Data Stok AS

Pedagang energi juga mengantisipasi bahwa Cina akan berbuat lebih banyak untuk mendukung pemulihan ekonominya, kata Moya.

Setiap perkiraan ekonomi yang lemah oleh bank -bank A.S. memulai musim pendapatan mereka, bagaimanapun, dapat membebani harga, katanya.

Arab Saudi pekan lalu mengatakan akan memperpanjang 1 juta barel per hari (BPD) yang dipotong setidaknya hingga Agustus, dan Rusia mengatakan akan memotong ekspor minyaknya bulan depan dengan 500.000 bpd.

Pedagang juga melihat ke depan ke data inventaris kasar AS yang jatuh tempo pada hari Selasa pada hari Selasa dari Industri American Petroleum Institute. Analis mengharapkan bangunan 200.000 barel.

Investor juga menunggu rilis akhir pekan ini dari data indeks harga konsumen AS, laporan inflasi utama, dan laporan ekonomi dari Cina untuk mengukur prospek permintaan.

Baca Juga :  Jokowi Minta Dukungan Nyata Negara-Negara Mitra

Sumber : CNA/SL

Bagikan :
Scroll to Top