Minyak Menuju Penurunan Mingguan Kedua, Khawatir Permintaan

Harga Minyak Turun
Harga Minyak Turun

Singapura | EGINDO.co – Harga minyak tampaknya akan membukukan penurunan mingguan kedua berturut-turut karena harga terus turun pada hari Jumat karena kekhawatiran permintaan dan skeptisisme bahwa Amerika Serikat dan Iran dapat mencapai kesepakatan nuklir.

Minyak mentah berjangka Brent turun 35 sen, atau 0,5 persen, menjadi $75,61 per barel pada pukul 0304 GMT, sementara minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) turun 35 sen, atau 0,5 persen, menjadi $70,94.

“Harga minyak diperkirakan akan berada pada kisaran sekitar 3 dolar di atas dan di bawah 70 dolar AS untuk WTI dalam waktu dekat,” kata Satoru Yoshida, analis komoditas di Rakuten Securities.

Kedua harga acuan turun sekitar $1 pada hari Kamis, rebound dari penurunan sebelumnya yang mencapai lebih dari $3, setelah AS dan Iran membantah laporan Middle East Eye bahwa mereka hampir mencapai kesepakatan nuklir.

Baca Juga :  PBB Sebut KUHP Baru Bertentangan Dengan HAM

Untuk minggu ini, harga minyak berada di jalur kerugian sekitar 1 persen, setelah mengalami penurunan dengan jumlah yang sama di minggu sebelumnya.

Harga minyak sempat naik di awal pekan setelah janji Arab Saudi pada akhir pekan untuk melakukan pemangkasan produksi yang dalam, namun harga minyak memangkas keuntungan setelah kenaikan stok bahan bakar AS dan data ekspor China yang lemah.

Yoshida mengatakan bahwa faktor-faktor seperti kekhawatiran akan pasokan yang lebih ketat dan permintaan yang lebih tinggi saat Amerika Serikat memasuki musim mengemudi yang dapat mendorong harga lebih tinggi telah diimbangi oleh kekhawatiran akan lambatnya peningkatan permintaan bahan bakar China.

“Harga minyak mentah tidak mendapat bantuan dari China karena pemulihan ekonomi mereka mengecewakan,” kata analis OANDA, Edward Moya.

Baca Juga :  Menkumham: Sanksi Untuk Pengemplang Pajak Makin Ringan

Sementara jajak pendapat Reuters terhadap para ekonom menunjukkan bahwa Federal Reserve AS dapat melewatkan kenaikan suku bunga pada pertemuan 13-14 Juni, tidak adanya sinyal serupa dari bank-bank sentral utama lainnya membebani prospek permintaan minyak, Moya menambahkan.
Sumber : CNA/SL

Bagikan :
Scroll to Top