Jakarta | EGINDO.co Metaverse, dunia digital baru yang gagasan besarnya dicetuskan oleh Mark Zuckerberg, sang pendiri Facebook tengah melakukan ujicoba atau Beta Tester pada awal Desember 2021.
Ujicoba ini berlangsung namun menemukan permasalahan. Seorang pengguna uji coba mengaku jadi korban pelecehan seksual di dunia metaverse.
Setiap pemain yang masuk ke dunia Metaverse diwakili oleh karakter digital yang disebut Avatar.
Karakter ini lah yang secara langsung mengalami pelecehan seksual.
“Bukan hanya saya yang diraba-raba tadi malam,” tulisnya di forum, dilansir dari The Verge.
Korban menceritakan bahwa ada oknum yang seolah olah mendukung aksi tersebut. Saat berada dilokasi itu, avatar seakan terisolasi tutur korban.
Setiap pengguna yang diwakili avatar dapat berinteraksi satu sama lain. Meta telah meninjau insiden dugaan pelecehan seksual secara virtual tersebut.
Mereka mengatakan seharusnya para peserta uji coba Beta menggunakan ‘Safe Zone’, fitur keselamatan yang telah tersemat dalam platform.
Pengguna dapat melakukan blokir pada pengguna lain yang masih asing, dan hidup dalam ‘bubble’ masing-masing dan berinteraksi dengan aman.
Wakil presiden Horizon, Vivek Sharma amat menyayangkan insiden pelecehan seksual virtual tersebut.
“Ini adalah feedback yang bagus bagi kami, karena saya ingin membuat [fitur pemblokiran] menjadi mudah dan dapat ditemukan,” katanya.
Metaverse merupakan konsep kehidupan virtual yang kini tengah dikembangkan oleh sejumlah perusahaan teknologi. Dengan konsep tersebut, seseorang bisa melakukan hal-hal seperti bekerja, belanja, hingga bermain secara virtual.
AW