Merasakan Keramahan Suku Osing Langsung Di Banyuwangi

suku osing (Wacana Nusantara)
suku osing (Wacana Nusantara)

Banyuwangi | EGINDO.co – Bila berlibur ke Banyuwangi, sempatkanlah untuk mampir ke Desa Kemiren. Ada Suku Osing yang masih sangat kental adat budayanya di sana.

Banyuwangi, kabupaten paling timur di Pulau Jawa ini memiliki warga desa yang ramah dan pasti membuat kita betah berlama-lama di sana. Adem, tenteram suasananya hingga pemandangan hamparan rumput hijau berhias bunga akan semakin memanjakan mata.

Saat bertandang ke rumah Mbok Ning (72). Dengan senang hati ia menyambut kehadiran kami dan langsung mempersilakan masuk ke rumah untuk melihat isi dapur dan bagian belakang rumah, bernama Tingkle.

Sambil berbincang, ia menyempatkan diri mengunyah sirih selayaknya orang tua di masa lalu. Ia melayani kami dengan perbincangan ringan akan adat istiadat dan kebiasaan warga Suku Osing.

Baca Juga :  Menparekraf Sampaikan 2 Pesan Penting Dalam GTF 2021

Asal mula kata Desa Kemiren, wilayah Suku Osing berada menurut sesepuh desa, dahulu saat pertama kali ditemukan berupa hutan. Nah di situ terdapat dominasi pohon kemiri dan duren (durian) sehingga mulai saat itu dinamakan ‘Desa Kemiren’, kemiri-duren.

Menurut sejarah, masyarakat desa adat Kemiren berasal dari orang-orang yang mengasingkan diri dari Kerajaan Majapahit karena mulai runtuh sekitar tahun 1478 M. Selain menuju ke ujung timur Pulau Jawa, orang-orang Majapahit juga mengungsi ke Gunung Bromo (Suku Tengger) dan Pulau Bali.

Kelompok masyarakat yang mengasingkan diri ini kemudian mendirikan Kerajaan Blambangan di Banyuwangi yang bercorak Hindu-Buddha seperti halnya kerajaan Majapahit. Berkuasa selama 200 tahun, akhirnya jatuh ke tangan Kerajaan Mataram Islam pada tahun 1743 M.

Baca Juga :  Saham Asia Beragam, Rapat RBA Beralih Ke Suku Bunga

Desa Kemiren ini lahir pada zaman penjajahan Belanda, tahun 1830-an. Awalnya, desa ini hanyalah hamparan sawah hijau dan hutan milik para penduduk Desa Cungking yang konon menjadi cikal bakal Suku Osing.

Desa wisata Kemiren secara administratif masuk di Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur dan secara historis geneologis-sosiologis masih memperlihatkan tata kehidupan sosio-kultural yang mempunyai kekuatan nilai tradisional Osing. Efeknya pada saat kepemimpinan Gubernur Jawa Timur Basofi Sudirman, Desa Kemiren ditetapkan menjadi kawasan wisata Desa Adat Osing dan menjadi tempat wisata di Banyuwangi. 

Dalam lingkup lebih luas, Osing merupakan salah satu bagian sub-etnis Jawa. Dalam peta wilayah kebudayaan Jawa, Osing merupakan bagian wilayah Sabrang Wetan yang berkembang di daerah ujung timur Pulau Jawa.

Baca Juga :  Sepekan Terakhir Harga Batu Bara, Anjlok

Keberadaan komunitas Osing berkaitan erat dengan sejarah Blambangan (Scholte, 1927). Menurut Leckerkerker (1923:1031), orang-orang Osing adalah masyarakat sisa keturunan kerajaan Hindu Blambangan yang berbeda dari masyarakat lainnya (Jawa, Madura dan Bali), bila dilihat dari adat-istiadat, budaya maupun bahasanya (Stoppelaar, 1927).

Editor : Khairil Jabar

Sumber : Detik

 

 

Bagikan :
Scroll to Top