Jakarta|EGINDO.co Pemerhati masalah transportasi dan hukum Budiyanto mengatakan, Gagal menyalip berisiko kepada masalah keselamatan diri sendiri maupun orang lain. Tidak sedikit mereka yang ingin mendahului kendaraan didepannya gagal dan terjadi fatalitas kecelakaan korban meninggal dunia karena kurang perhitungan dan momentumnya kurang tepat. Pada saat akan mendahului kendaraan didepannya dipastikan ada space yang cukup dan pandangan bebas / tidak terhalang sehingga pada saat dan setelah menyalip dapat langsung kembali ke lajur semula.
Lanjutnya, Kedua ada kode atau sinyal bahwa pengemudi kendaraan yang akan disalip memberikan izin.
Ketiga pada saat akan menyalip ada pertimbangan perlu atau tidak.
Keempat Kondisi kendaraan dalam keadaan prima atau tidak, jangan sampai pada saat menyalip ada kendala torsi karena engine tidak bekerja dengan baik.
Kelima Perlu momentum yang tepat untuk mengeksekusi akan mendahului kendaraan didepannya dengan cara memberikan kode kepada pengemudi didepannya dengan klakson, dan kode – kode lain agar eksekusi berjalan dengan baik.
Ia katakan, Beberapa variabel tersebut menjadi pertimbangan bagi semua pengemudi kendaraan bermotor yang ingin menyalip kendaraan didepannya sehingga pada saat mengalami hal yang sama semua dapat berjalan dengan baik.
Hindari cara – cara yang ceroboh yang akan menimbulkan potensi bahaya kecelakaan. “Gunakan cara mengemudi yang soft atau defensif driving, hindari cara – cara agresif driving yang cenderung emosional, melanggar dan mengabaikan situasi, “tutup mantan Kasubdit Bin Gakkum AKBP ( P ) Budiyanto SSOS. MH.
@Sadarudin