Kuala Lumpur | EGINDO.co – Malaysia tidak berencana untuk menghidupkan kembali balapan Formula Satu tahunan karena tingginya biaya sponsor dan kalender balapan yang padat, ungkap Menteri Olahraga Malaysia, Hannah Yeoh, kepada parlemen pada Kamis (21 Agustus).
Malaysia sebelumnya pernah menjadi tuan rumah seri kejuaraan dunia F1 di Sirkuit Internasional Sepang (SIC) antara tahun 1999 dan 2017.
Yeoh mengatakan bahwa acara tersebut akan membutuhkan komitmen sekitar 300 juta ringgit (US$71,09 juta) per tahun selama tiga hingga lima tahun, jumlah yang lebih dari dua kali lipat biaya pengembangan pemerintah untuk 20 program olahraga nasional.
Malaysia juga harus bersaing dengan negara tuan rumah lainnya di Asia Tenggara, seperti negara tetangga Singapura dan Thailand, untuk mendapatkan tempat di kalender turnamen, kata Yeoh.
Pemerintah Thailand pada bulan Juni menyetujui tawaran senilai US$1,2 miliar untuk menjadi tuan rumah balapan F1 di Bangkok pada tahun 2028.
Namun, Malaysia tetap terbuka untuk menjadi tuan rumah acara tersebut jika ada perusahaan swasta yang bersedia menanggung biayanya, kata Yeoh, seraya menambahkan bahwa pihak yang berminat dapat menghubungi SIC untuk diskusi lebih lanjut.
“Formula 1 adalah ajang olahraga bergengsi yang diikuti oleh penggemar di seluruh dunia. Jadi, jika kita mampu membiayainya, akan lebih baik jika diselenggarakan di Malaysia,” ujarnya.
Perusahaan energi negara Petroliam Nasional Berhad, atau Petronas, yang sepenuhnya dimiliki oleh pemerintah, memegang hak penamaan untuk SIC, yang terus menyelenggarakan balapan MotoGP dan acara olahraga bermotor lainnya.
Reuters melaporkan tahun lalu bahwa Petronas berencana untuk membawa kembali F1 ke Malaysia pada tahun 2026, mengutip beberapa sumber, meskipun perusahaan tersebut mengatakan belum mengadakan diskusi untuk membawa kembali balapan tersebut ke SIC.
Sumber : CNA/SL