Menteri ESDM: Cadangan Nikel RI Bakal Habis 15 Tahun Lagi

Menteri ESDM Arifin Tasrif saat ditemui di Hotel Ayana MidPlaza, Jakarta Pusat pada Jumat (9/9/2022)
Menteri ESDM Arifin Tasrif saat ditemui di Hotel Ayana MidPlaza, Jakarta Pusat pada Jumat (9/9/2022)

Jakarta|EGINDO.co Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif mengimbau agar pemakaian nikel tidak dilakukan secara sembarangan atau boros.

Hal ini dikatakan oleh Arifin karena menurutnya usia cadangan nikel di Indonesia hanya tersisa 15 tahun lamanya. Diketahui Indonesia memiliki cadangan mencapai 5,3 miliar ton dengan potensi yang terhitung hingga 17 miliar ton.

“Jadi kalau pemakaian produksi setahun, kan dibagi dua satu limonit satu saprolit. Rata-rata saja. Jadi kalau 5 miliar ton ini kalo dengan kapasitas yang sama 15 tahun, tapi kalo bisa kembangkan potensi ini bisa panjang,” kata Arifin di Kementerian ESDM dikutip, Senin (18/9/2023).

Meskipun nantinya terdapat temuan baru untuk memanjangkan umur dari nikel ini. Arifin tetap menegaskan bahwa pemakaian dari nikel harus disesuaikan dengan kebutuhan.

Baca Juga :  Harga Emas Hari Ini: Rp 959 Ribu per Gramnya

“Nah ke depan kan industri baja ini bisa ada industri recycle, bisa top up jadi makin panjang lah. Cuma kita jangan boros,” ujarnya. Diberitakan sebelumnya, Kementerian ESDM berkomitmen untuk segera menghentikan investasi baru smelter RKEF yang menjadi lini pengolahan bijih nikel kadar tinggi.

Kebijakan tersebut perlu diambil untuk mengimbangi permintaan saprolite yang tinggi, sementara cadangan bijih nikel kadar tinggi dalam negeri belakangan mulai menipis.

Berdasarkan data Badan Geologi Kementerian ESDM 2021, sumber daya bijih nikel mencapai 17,68 miliar ton dengan cadangan 5,24 miliar ton. Untuk sumber daya logam nikel mencapai 177 juta ton dengan cadangan 57 juta ton.

Dengan besaran sumber daya dan cadangan tersebut, menurut Badan Geologi, umur cadangan nikel saprolite tinggal 15 tahun dan cadangan nikel limonite (kadar rendah) 34 tahun.

Baca Juga :  Kesehatan Mental Dan Kita

Adapun, pengolahan saprolite dengan teknologi RKEF ini pada umumnya menghasilkan produk olahan nikel kelas dua berupa nickel pig iron (NPI) dan feronikel (FeNi) untuk kemudian dibuat menjadi stainless steel.

“Kita harus bijak mengolah sumber daya dengan cadangan kita yang mungkin sudah tidak terlalu lama lagi bisa habis,” kata Pelaksana Harian Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Muhammad Idris Froyoto Sihite saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (25/1/2023).

Sumber: Bisnis.com/Sn

Bagikan :
Scroll to Top