Menlu RI: 96 Negara Masih Belum Penuhi Target Vaksinasi

Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi
Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi

Jakarta | EGINDO.com      – Menteri Luar Negeri Indonesia (Menlu RI) Retno Marsudi terus menyoroti kesenjangan vaksin antara negara maju dan negara berkembang.

Saat menghadiri USAID Virtual Closed-Door Ministerial Meeting, Senin (6/12/2021), Menlu RI mengatakan 96 negara masih belum memenuhi target WHO untuk mencapai 40% vaksinasi penduduknya pada akhir 2021.

“Sebanyak 96 negara masih belum memenuhi target WHO untuk mencapai 40% vaksinasi penduduknya pada akhir 2021, padahal waktunya tinggal beberapa minggu lagi,” kata Menlu RI dalam pernyataannya.

Saat ini kesenjangan vaksinasi global masih lebar, di mana negara berpenghasilan rendah hanya menerima 0,6% dari seluruh vaksin yang ada.

Ia menegaskan perlunya kemitraan global untuk meningkatkan kapasitas negara-negara berkembang dalam mengatasi pandemi.

Baca Juga :  Pagi Ini Tarutung, Sipaholon, Taput Digoncang Gempa

Secara khusus, kemitraan itu menurut Menlu, penting untuk mencapai target vaksinasi 40% populasi tiap negara per akhir 2021 yang ditetapkan WHO.

Menlu mengusulkan 2 fokus utama jangka pendek yang perlu menjadi perhatian agar semua negara dapat memenuhi target WHO.

Pertama, percepatan akses global terhadap vaksin, termasuk dengan berbagi dosis.

Dosis yang diberikan harus memiliki masa kadaluarsa yang panjang dan terdapat timeline distribusi yang jelas.

Karena masih banyak yang belum diketahui mengenai varian Omicron, Menlu berpesan agar hendaknya kebijakan negara-negara ke depan tidak semakin mempersulit upaya mencapai kesetaraan vaksin.

Kedua, penguatan kapasitas penyerapan di negara penerima.

Saat ini, banyak negara yang tidak memiliki sumber daya dan infrastruktur memadai untuk mendistribusikan vaksin kepada penduduknya.

Baca Juga :  Ukraina Puji Pertahanan Udara Baru, Situasi Menegangkan

Menlu menceritakan pengalaman Indonesia mendistribusikan vaksin ke seluruh kepulauan di Indonesia, yang tentunya bukan merupakan hal yang mudah.

Sedangkan untuk jangka panjang, Menlu menekankan pentingnya penguatan keterlibatan negara berkembang dalam rantai pasok vaksin global.

Hal ini dapat dilakukan dengan mendiversifikasi manufaktur vaksin global, membangun pusat produksi dan distribusi vaksin kawasan, memfasilitasi teknologi transfer, dan meningkatkan akses terhadap bahan mentah vaksin.

Kementerian Luar Negeri menyebut, pertemuan ini dihadiri sekitar 20 menteri dan 9 perwakilan organisasi internasional dari berbagai negara, termasuk di antaranya Direktur Jenderal WHO dan CEO GAVI, Presiden Bank Dunia, dan Direktur Jenderal UNICEF.

Sumber: Tribunnews/Sn

 

Bagikan :
Scroll to Top