MenKopUKM: Pabrik Minyak Makan Merah Diinisiasi 4 Provinsi

Dari kiri ke kanan, Kepala PPKS Dr. Ir. Edwin Syahputra Lubis, MenKopUKM Teten Masduki, Walikota Medan Bobby Nasution dan Gubernur Sumatra Utara Edy Rahmayadi
Dari kiri ke kanan, Kepala PPKS Dr. Ir. Edwin Syahputra Lubis, MenKopUKM Teten Masduki, Walikota Medan Bobby Nasution dan Gubernur Sumatra Utara Edy Rahmayadi

Medan | EGINDO.co – Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM), Teten Masduki mengatakan ada 4 provinsi menjadi pilot project pengembangan minyak makan merah oleh koperasi mulai diinisiasi di Sumatra Utara, Riau, Jambi, dan Kalimantan Tengah.

Untuk itu katanya pemerintah didesak mempercepat pembangunan pabrik minyak makan merah oleh koperasi. Hal itu untuk merespons kebutuhan akan minyak goreng karena minyak makan merah juga potensial memberikan nilai tambah bagi petani sawit.

Teten Masduki mengatakan hal itu dalam keterangan tertulis, Kamis (9/6/2022) lalu yang menilai minyak makan merah cenderung lebih sehat dan punya banyak manfaat. Dengan adanya minyak makan merah dapat memecahkan permasalahan pasokan minyak goreng dan dapat menghadirkan minyak goreng yang terjangkau bagi rakyat.

Katanya, ada tiga manfaat pengembangan minyak goreng merah selain mensuplai kebutuhan minyak goreng, meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya pelaku UMKM, dan dapat mengatasi penanganan stunting.

Pihaknya berjanji akan mengucurkan dana bantuan bergulir kepada petani sawit rakyat, pelaku koperasi, dan UMKM. Bantuan tersebut diharapkan dapat mengembangkan produksi minyak goreng merah. Disamping itu pihak kementrian juga berencana untuk mengejar pembangunan pabrik minyak goreng merah di Provinsi Sumatera Utara.

Menurutnya, untuk mewujudkan kemandirian pangan melalui hilirisasi produksi minyak makan merah oleh koperasi tidak terlepas dari perlunya sinergi dan dukungan kemitraan dari seluruh stakeholders terkait sehingga dapat memberikan hasil sesuai yang diharapkan bersama.

Tentang teknologi untuk menghadirkan minyak makan merah, diakui Teten telah melihat langsung pembuatan minyak makan merah oleh Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan di Medan.

Dinilainya, teknologi tersebut dirasakan sangat mudah diterapkan kepada koperasi dan UMKM. “Saya lihat teknologi untuk hasilkan minyak makan merah sudah ada di PPKS. Skala ekonomis dari teknologi tersebut dapat menghasilkan 500 kilogram minyak makan merah per jam.

Hal itu katanya akan dibicarakan dengan Menteri BUMN agar memproduksi alat tersebut lebih banyak untuk mewujudkan kemandirian pangan melalui hilirisasi produksi minyak makan merah oleh koperasi memerlukan sinergi dan dukungan kemitraan dari seluruh stakeholder terkait.@

Rel/fd/TimEGINDO.co

 

Scroll to Top