Jakarta|EGINDO.co Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut, pertumbuhan ekonomi nasional di Kuartal II 2024 masih terjaga. Jika tidak ada permasalahan, pertumbuhan masih tercapai layaknya capaian pada Kuartal I tahun 2024.
Menkeu melihat, faktor fundamental membawa dampak positif pada kuartal II tahun ini. Ia mencontohkan, peningkatan indeks penjualan riil masyarakat bulan Mei-Juni 2024 menunjukkan konsumsi yang pulih.
“Confidence masyarakat, konsumsi semen, konsumsi listrik, PMI semuanya relatif terjaga, dan ini menjadi pondasi yang cukup baik. Untuk memproyeksikan pertumbuhan ekonomi kita di kuartal II yang masih terjaga seperti di Kuartal I,” ujar Sri Mulyani dalam keterangan di Kompleks Istana Kepresidenan, Kamis (20/6/2024) petang.
Menkeu juga memperhatikan adanya peningkatan kredit investasi, kredit modal kerja, dan kredit konsumsi. Ini menurutnya juga mempengaruhi ketahanan pertumbuhan ekonomi di kuartal II.
“Ini menggambarkan fungsi intermediari perbankan juga mengalami hal positif. Meningkat cukup baik,” kata Sri Mulyani.
Ia pun mengatakan, akan menjaga defisit fiskal tetap baik. Apalagi, pemerintah telah menargetkan, defisit anggaran maksimal 2,8 persen tahun ini.
Menurut Sri Mulyani, APBN 2024 akan tetap dikelola dengan hati-hati. Ia mengatakan, akan terus memonitor beberapa komponen bergerak layaknya kurs Rupiah, harga minyak dan yield Surat Berharga Negara.
“Pembiayaan kita jaga baik menggunakan sisa anggaran lebih atau SAL tahun lalu yang mencapai Rp100 triliun. Kita gunakan untuk menurunkan kebutuhan pembiayaan melalui market,” kata Sri Mulyani.
Badan Pusat Statistik (BPS) telah melaporkan, perekonomian Indonesia kuartal I-2024 tumbuh sebesar 5,11 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Angka tersebut lebih tinggi bila dibandingkan dengan pertumbuhan pada kuartal IV-2023 yang sebesar 5,04 persen.
Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, angka pertumbuhan pada kuartal I menjadi pertumbuhan ekonomi kuartal I tertinggi. Ini terhitung sejak 2019, di mana periode tersebut PDB RI tumbuh 5,06 persen.
Sumber: rri.co.id/Sn