Menhub: Pelni Harus Tingkatkan Konektivitas Daerah 3TP

Menhub Budi KS dalam acara Talkshow dengan tema Peluang dan Tantangan Pelni: Menjawab Antara Kebutuhan & Keinginan Pelanggan di Era Media Sosial
Menhub Budi KS dalam acara Talkshow dengan tema Peluang dan Tantangan Pelni: Menjawab Antara Kebutuhan & Keinginan Pelanggan di Era Media Sosial

Jakarta | EGINDO.co – Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mendorong PT Pelni dapat terus meningkatkan konektivitas antar pulau, khususnya yang menjangkau wilayah tertinggal, terdepan, terluar dan perbatasan (3TP), serta kawasan Indonesia Timur. Hal ini disampaikan Menhub dalam acara Talkshow dengan tema ”Peluang dan Tantangan Pelni: Menjawab Antara Kebutuhan & Keinginan Pelanggan Di Era Media Sosial”, di Jakarta.

Dalam siaran pers Kemenhub yang dilansir EGINDO.co pada Selasa (6/8/2024) menyebutkan Pelni dapat meningkatkan konektivitas antar pulau sebagai wujud hadirnya negara dalam menyediakan moda transportasi laut, sehingga dapat menciptakan efisiensi biaya moda transportasi laut dari pulau-pulau 3TP menuju kota pelabuhan yang lebih besar.

Menhub menyampaikan bahwa kawasan 3TP selalu menjadi prioritas negara. Di tahun ini, pemerintah memberikan subsidi angkutan perintis sebesar Rp 4,1 triliun, dengan Rp. 1,87 triliun untuk transportasi laut perintis. Dengan itu diharapkan dapat memberikan layanan perintis yang lebih baik kepada masyarakat. Saat ini Pelni memiliki 26 kapal penumpang dan mengoperasikan 30 kapal perintis. “Kami harap Pelni melakukan tugas ini dengan serius dan maksimal. Sebagai negara, kita harus bersaing dengan negara kepulauan lain. Indeks daya saing logistik kita harus ditingkatkan, diantaranya dengan kinerja dari Pelni,” tutur Menhub.

Baca Juga :  Harga Emas Terjun Bebas, Tertekan Kenaikan Imbal Hasil Obligasi AS

Untuk itu, Menhub meminta agar Pelni terus melakukan evaluasi dan perbaikan. Dua hal yang disoroti Menhub adalah perbaikan sumber daya manusia (SDM) dan efisiensi energi bahan bakar kapal. “Pertama, SDM harus direformasi, kita membutuhkan SDM yang tangguh. Kedua, masalah penggunaan energi atau bahan bakar yang merupakan 50% dari biaya Pelni, harus diperhatikan dengan jelas. Kalau perhitungan bahan bakar melest 5%, bisa dipastikan Pelni rugi. Tapi sebaliknya, kalau bisa dihemat dan efisien, dari bahan bakar itu akan jadi pendapatan atau keuntungan,” jelas Menhub.

Rel/fd/timEGINDO.co

Bagikan :
Scroll to Top