Banyuwangi | EGINDO.co – Tari Gandrung adalah salah satu kesenian khas dari Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Sejak Desember tahun 2000, tarian ini telah menjadi ikon dan maskot Pariwisata Kota Banyuwangi. Karena tarian ini pula Banyuwangi kemudian dijuluki sebagai Kota Gandrung.
Kata Gandrung sendiri bisa diartikan dengan terpikat. Dinamakan Gandrung karena tarian ini adalah bentuk terpesonanya masyarakat Blambangan yang agraris kepada Dewi Sri yang merupakan Dewi Padi yang diyakini dapat membawa kesejahteraan bagi masyarakat. Karena awal mula tarian ini dilakukan sebagai wujud rasa syukur kepada Dewi Sri sang Dewi Padi. Tarian ini diadakan setelah menuai padi.
Pertunjukan Tari Gandrung dilengkapi dengan iringan musik khas perpaduan budaya Jawa dan Bali. Kini Tari Gandrung sering dipentaskan untuk acara perkawinan, petik laut, khitanan, hari Kemerdekaan RI dan acara-acara resmi maupun tak resmi lainnya.
Tari ini disebut muncul setelah kekalahan pahit yang dialami oleh rakyat Blambangan saat perang melawan VOC sekitar tahun 1770-an. Maka dari itu awalnya tarian ini digunakan sebagai pemersatu rakyat Blambangan yang tercerai berai akibat kekalahan tersebut.
Pada awalnya tarian ini dibawakan oleh sekelompok penari pria yang berdandan seperti perempuan. Namun seiring waktu dan perubahan zaman, kini Tari Gandrung ditarikan oleh sekelompok penari wanita.
Dalam pertunjukkan Tari Gandung, setidaknya ada tiga bagian yang ditampilkan. Pertama adalah jejer yaitu bagian ketika penari Gandrung menari sendiri atau berkelompok, tanpa melibatkan tamu. Selepas jejer, adalah paju (atau maju), yaitu setiap penari akan mendampingi para tamu yang maju ke panggung untuk ikut menari secara bergantian. Penutup dari pertunjukkan Gandrung adalah seblang subuh. Pada bagian ini, gerakan penari akan melambat dengan iringan gending bertema sedih, antara lain “seblang lokento”.
Busana penari pada masa kini terdiri dari penutup badan, bawahan, dan hiasan kepala. Bagian badan penari ditutupi bahan beludru berbenang emas dan berselendang. Untuk kostum bagian bawah, biasanya menggunakan jarik (kain) batik, dengan motif yang paling umum adalah corak Gajah Oling. Sebagai hiasan kepala, digunakan omprok, semacam mahkota dari kulit kerbau dengan ornamen berwarna. Selain itu, biasanya penari Gandrung membawa 1-2 buah kipas.
Tari Gandrung telah menjadi salah satu kebanggaan masyarakat Banyuwangi. Dan Banyuwangi juga memiliki acara festival yang setiap tahunnya selalu ditunggu oleh masyarakat yaitu festival Gandrung Sewu yang sudah ada sejak 2012. Pada event Gandrung Sewu tahun 2019 kemarin, sebanyak 1.300 penari dari berbagai usia menampilkan Tari Gandrung.
Tari Gandrung juga kerap dipentaskan dalam acara kebudayaan yang diadakan di Jerman, Malaysia, Prancis, Hongkong, Brunei Darussalam, dan Jepang. Bahkan pada Juli 2018 silam, Amerika Serikat secara resmi mengundang Tari Gandrung untuk ditampilkan dalam pentas seni tahunan Remarkable Indonesia Fair.
AR