Jakarta | EGINDO.co – Dalam setiap lingkungan pergaulan, pasti ada satu atau dua orang yang lebih menonjol dari yang lain. Biasanya hal ini terlihat dari barang-barang yang dimilikinya. Memang pada hakekatnya, hidup serba berkecukupan merupakan impian besar bagi banyak orang. Hidup berkecukupan bukan hidup berlebihan. Namun bagi beberapa orang hidup berkecukupan saja tidak cukup. Mereka mau terlihat selalu “lebih”. Inilah penyebab awal si social climber.
Social climber sendiri merupakan orang-orang yang selalu memamerkan barang-barang mewah melalui media sosial. Tujuannya adalah untuk mendapatkan pengakuan status sosial yang tinggi dari orang lain dan juga agar terlihat bahwa orang tersebut adalah orang yang kaya raya.
Selain itu tujuan lain dari social climber adalah untuk menjadi orang yang terkenal. Banyak hal yang dilakukan oleh social climber seperti bertingkah atau bergaya sangat elegan meskipun itu bukanlah kepribadian asli dari orang tersebut.
Bahkan di saat mereka sedang jalan ke mall dan menemui toilet dengan desain yang mewah, mereka berfoto ria dan berpose seelegan mungkin lalu di-share ke akun media sosial mereka.
Mereka mereka yang terkena social climber menggunakan barang-barang mewah pada tubuhnya mulai dari baju yang bermerek, tas bermerek, sepatu bermerek sampai aksesoris yang bermerek. Tak peduli barang tersebut asli atau barang tiruan, yang terpenting bagi mereka adalah tetap eksis dan dipandang oleh banyak orang karena menggunakan barang-barang bermerek yang mampu mengangkat status sosial mereka.
Segala upaya dilakukan oleh social climber untuk memperoleh semua kemewahan tersebut dan dipamerkan melalui media sosial. Namun perlu diketahui bahwa mereka yang terkena social climber bukanlah orang yang kaya raya seperti orang kaya yang sebenarnya.
Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang kalangan menengah ke bawah yang ingin diakui status sosialnya serta ingin mencari ketenaran. Segala hal dilakukan oleh social climber untuk dapat memperoleh barang mewah tersebut tanpa melalui proses. Berbeda halnya dengan orang kaya yang memang kaya karena hasil proses yang panjang serta dari hasil usaha dan kerja keras. Namun mereka yang kaya sungguhan tetap rendah hati dan tidak memamerkan barang mewah yang mereka miliki meski mereka sebenarnya bisa melakukan itu semua.
Orang-orang yang masuk dalam kategori social climber merupakan orang yang sulit untuk berinteraksi dan memperoleh teman, karena gaya serta keinginannya untuk dianggap tinggi status sosialnya membuat ia memilih-milih dalam hal pertemanan. Ia hanya akan berteman dengan orang yang dianggapnya memiliki status sosial yang sama.
Orang yang merupakan social climber juga merupakan orang yang tak mau diajak hidup susah akibat dari kemewahan yang selalu membuntutinya. Mereka yang masuk dalam kategori social climber juga merupakan orang yang menutup diri untuk kehidupan dan keseharian asli mereka. Karena pada nyatanya kehidupan asli mereka tak sama dengan kemewahan yang sering kali mereka posting di media sosial.
Orang-orang social climber hanya akan berteman dengan orang yang sedang berada di puncak kejayaan. Jika orang tersebut sedang berada di bawah kejayaan maka mereka akan mencari teman lain yang memiliki visi dan misi yang sama dan satu tujuan dengannya.
Berhati-hatilah terhadap orang yang masuk dalam kategori social climber. Mereka memiliki kepribadian yang berbeda antara dunia nyata dan dunia media sosial mereka yang terkesan mewah dan elegan.
Padahal tak perlu menjadi orang lain jika ingin dipandang. Jadilah apa adanya dirimu. Karena tujuanmu hidup bukan untuk mendapatkan pujian dan juga status, melainkan untuk mencari kebahagiaan diri sendiri. Jangan mempersulit diri sendiri untuk mendapat suatu pengakuan dan pujian. Sebab pengakuan dan pujian merupakan penghargaan atas suatu usaha serta proses yang telah kita capai.
Sumber : CNN Indonesia