Jakarta | EGINDO.co – Megalomania merupakan salah satu gangguan kejiwaan yang ditandai dengan fantasi haus kekuasaan. Istilah megalomania lebih populer disebut gangguan kepribadian narsistik (Narcissistic Personality Disorder/NPD). Secara umum, masyarakat lebih mengenal dengan narsis atau seseorang yang narsisme.
Ahli klinis Steve Bressert memaparkan, orang-orang yang didera megalomania punya kebutuhan yang luar biasa terhadap kekaguman. Biasanya mereka kurang empati terhadap orang lain.
“Orang-orang dengan gangguan ini sering percaya bahwa mereka sangat penting dalam kehidupan setiap orang. Dan bagi siapa saja yang mereka temui. Sementara pola perilaku ini mungkin cocok untuk seorang raja di Inggris abad ke-16,” papar Steve, dikutip dari Liputan6.
Orang-orang dengan megalomania sering menunjukkan sikap sombong, meremehkan atau menggurui. Misalnya, mereka mungkin mengeluh tentang “kekasaran” pelayan yang canggung atau menyimpulkan pemeriksaan medis dengan merendahkan dokter.
Adapun gejala gangguan kepribadian narsisistik harus memenuhi lima atau lebih dari gejala berikut ini:
- Punya rasa mementingkan diri sendiri
- Disibukkan dengan fantasi keberhasilan yang tak terbatas, kekuatan, kecemerlangan, keindahan atau cinta yang ideal
- Percaya bahwa dirinya sendiri “istimewa” dan unik
- Punya kekaguman yang berlebihan
- Mengeksploitasi orang lain, misal mengambil keuntungan dari orang lain untuk mencapai tujuannya sendiri
- Kurangnya empati. Contohnya, tidak mau mengenali atau mengidentifikasi perasaan dan kebutuhan orang lain
- Sering iri pada orang lain atau percaya bahwa orang lain iri padanya
- Secara teratur menunjukkan perilaku atau sikap sombong dan angkuh
“Karena gangguan kepribadian menggambarkan pola perilaku yang sudah lama dan bertahan lama, mereka paling sering didiagnosis pada usia dewasa. Sangat jarang bagi mereka didiagnosis pada masa kanak-kanak atau remaja,” Steve melanjutkan.
“Ini karena seorang anak atau remaja sedang dalam perkembangan konstan, baik mengalami perubahan kepribadian dan pematangan.”
Gangguan kepribadian narsistik biasanya akan menurun intensitasnya seiring bertambahnya usia. Banyak orang mengalami beberapa gejala paling ekstrem pada saat mereka berusia 40-an atau 50-an.
Hingga saat ini, para peneliti tidak tahu apa yang menyebabkan megalomania terjadi. Meski begitu, sebagian besar profesional menyampaikan, penyebabnya kemungkinan karena faktor biologis dan genetik.
Faktor sosial, seperti bagaimana seseorang berinteraksi dalam perkembangan awal tumbuh dengan keluarga dan teman-teman dan anak-anak lain serta faktor psikologis, yang ditandai kepribadian dan temperamen individu.
“Ini menunjukkan bahwa tidak ada faktor tunggal yang bertanggung jawab. Jika seseorang memiliki gangguan kepribadian ini, penelitian menunjukkan, ada sedikit peningkatan risiko untuk gangguan ini “diturunkan” kepada anak-anak mereka,” ujar Steve dalam tulisannya berjudul Narcissistic Personality Disorder.
Bagi seseorang yang mengalami megalomania dan ingin membutuhkan perawatan. Perawatan gangguan kepribadian narsis biasanya melibatkan psikoterapi jangka panjang dengan seorang terapis.
“Tentunya, terapis yang memiliki pengalaman dalam mengobati gangguan kepribadian semacam ini. Obat-obatan juga dapat diresepkan untuk membantu dengan gejala spesifiknya,” lanjut Steve.
Â
(ghi)