Jakarta | EGINDO.com – PT. Citra Van Titipan Kilat (TiKi), perusahaan jasa pengiriman di Indonesia, menggelar acara diskusi bertajuk “Seluk Beluk Merawat Hingga Berbisnis Reptil” untuk berbagi informasi dan wawasan baru seputar tren memelihara reptil yang semakin popular di Indonesia, sekaligus peluang bisnisnya. Minat yang meningkat terhadap hewan reptil terlihat dari semakin seringnya penyelenggaraan pameran dan kontes hewan eksotis ini di berbagai daerah di Indonesia, yang selalu menarik banyak pengunjung.
Dalam siaran pers TiKi kepada EGINDO.com menyebutkan pihaknya pada bulan Juli lalu meluncurkan layanan TIKI TIREX (TIKI Kirim Reptil Express). Dengan layanan ini, TiKi menjadi jasa kurir ekspres pertama yang memiliki prosedur resmi untuk pengiriman reptil seperti kadal, iguana, kura-kura, dan ular. Ahmad Ferwito, Direktur National & Network TiKi dalam kata sambutannya mengatakan, dalam pengiriman makhluk hidup, seperti ikan hias dan tanaman hias pihaknya menjadi satu-satunya jasa kurir yang memiliki instalasi karantina mandiri untuk ikan hias yang mendapat izin Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM).
Sementara itu acara diskusi “Seluk Beluk Merawat Hingga Berbisnis Reptil” menghadirkan narasumber drh. Yulyani Dewi, dokter hewan spesialis perawatan reptil dan hewan eksotik di PetCare Ampera serta penulis buku “A-Z: Tortoises and Turtles”; Fakhri Auzan, Pendiri dan Direktur Repjak, usaha penangkaran dan distribusi reptil; serta Edwin Widiantoro, Head of Operations & IT TiKi, yang membagikan perspektif mengenai operasional pengiriman reptil.
Memelihara reptil sebagai hewan peliharaan tentu berbeda dengan merawat mamalia seperti kucing dan anjing. Drh. Yulyani Dewi menekankan pentingnya memahami karakteristik reptil sebagai hewan ektotermik, yang bergantung pada suhu lingkungan untuk mengatur suhu tubuh mereka. “Penting untuk dipahami bahwa proses pergantian kulit (molting) pada reptil membutuhkan kelembapan dan perawatan yang tepat. Selain itu, metabolisme reptil lebih lambat dibandingkan mamalia, sehingga frekuensi makan yang lebih jarang memerlukan perhatian khusus terhadap asupan nutrisi untuk menjaga kesehatan jangka panjang,” jelasnya.
Menurutnya beberapa tips merawat reptil. Nutrisi reptil bervariasi sesuai spesies; iguana adalah herbivora yang membutuhkan sayuran hijau dan buah, sedangkan ular ball python adalah karnivora yang memakan tikus atau serangga. Penting untuk mengetahui diet spesifik setiap jenis reptil agar keseimbangan gizi terjaga, termasuk suplemen kalsium dan vitamin D3 untuk kesehatan tulang. Karena sifat ektotermiknya, reptil memerlukan suhu habitat yang tepat, dengan zona panas (basking area) untuk pengaturan suhu tubuh. Habitat juga harus memiliki kelembaban sesuai spesies misalnya, iguana memerlukan kelembaban lebih tinggi dibandingkan ular. Lampu UVB penting bagi beberapa spesies, seperti kura-kura, untuk sintesis vitamin D. Selain itu, jangan lupa untuk membersihkan habitat dengan rutin rutin untuk mencegah bakteri atau jamur, dan sistem filtrasi air yang baik diperlukan untuk reptil air, seperti kura-kura air tawar.
“Reptil sering menyembunyikan tanda-tanda penyakit hingga sudah parah. Oleh karena itu, penting untuk memeriksa tanda-tanda kesehatan seperti nafsu makan, perilaku, dan kondisi kulit. Jika reptil terlihat lesu, tidak mau makan, atau mengalami masalah pada kulit, ini bisa menjadi tanda penyakit yang memerlukan perhatian dari dokter hewan yang berpengalaman dalam merawat reptile,” katanya.
Diingatkannya untuk memisahkan reptil yang sakit agar tidak menularkan hewan lainnya, dan memperhatikan tanda-tanda sakit seperti penurunan berat badan, muntah atau perubahan perilaku lainnya untuk membantu dokter dalam mendiagnosa dan memberikan perawatan yang tepat.@
Rel/fd/timEGINDO.com