Mengenal “Hutan Kertas” Bermacam Kertas Produksi Pindo Deli

“Hutan Kertas”
Pohon Eukaliptus disebut “Hutan Kertas”

Jakarta | EGINDO.co – Mengenal sekilas mengenai bermacam Kertas produksi PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills yang didirikan pada 31 Januari 1975. Berawal dari Pindo 1 di Jalan dr. Sutami, Karawang dan Pindo Deli bergabung dengan Asia Pulp and Paper (APP) Sinarmas pada tahun 1997.

Mengutip dari laman resmi Pindo Deli Pindo Deli menyebutkan pada tahun 1998 Pindo Deli mulai mengoperasikan Mesin Kertas kertas 8 dan 9, dengan kapasitas masing-masing 20.000 MT per bulan, berlokasi di kawasan baru, Kawasan Industri Surya Cipta. Kemudian pada tahun 2013, Pindo Deli mengakuisisi PT. EKN mendirikan Pindo Deli 3, dan telah beroperasi sejak tahun 2014 dengan kapasitas 15.000 MT per bulan.

Lalu dengan tiga area yang berbeda, membuat PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills unik, dengan berbagai macam produk, dari kertas putih, kertas warna, kertas coklat, dan juga tisu. Kebijakan sistem manajemen terintegrasi, menetapkan tujuan kualitas, lingkungan, energi, keselamatan dan kesehatan serta program penilaian risiko, mematuhi peraturan yang berlaku, bangun praktik manajemen yang unggul, berpartisipasi dalam inisiatif perlindungan lingkungan global, mengutamakan prakarsa keselamatan dan kesehatan kerja, berkomitmen untuk perbaikan terus-menerus dan membangun komunikasi dan/atau pelatihan yang memadai.

Baca Juga :  Program Bank Sampah Digital dari Inovator Muda APP Sinarmas

Kebijakan sistem manajemen terpadu itu akan direview secara berkala untuk memastikan telah sesuai dengan kebutuhan dan kondisi terkini. Kebijakan ini tersedia untuk pihak yang berkepentingan berdasarkan permintaan. Sebuah tempat wisata populer dan murah meriah hadir di Kota Pangkal Perjuangan dijulukan untuk kota Karawang. Namanya adalah Hutan Kertas. Destinasi wisata alam itu terletak di Kampung Gintung, Desa Kutamekar, Kecamatan Ciampel.

Lalu tempat itu dinamakan “Hutan Kertas” karena kawasan tersebut ditanami pohon Eukaliptus, bahan baku untuk produksi kertas. Kawasan hutan kertas itu sendiri dimiliki oleh PT Pindo Deli. Perusahaan telah melakukan penanaman pohon Eukaliptus sejak tahun 2004 silam, dengan tujuan sebagai stok bahan baku produksi, serta kawasan penghijauan.

Kemudian pada 2017, sekelompok pemuda setempat berinisiatif untuk mengubah kawasan tersebut menjadi tempat wisata. Tangan-tangan kreatif mereka berhasil “menyulap” hutan Eukaliptus menjadi lokasi yang makin asri, rapi, bersih, dan Instagramable.

“Hutan Kertas ini dinamakan ya dari banyaknya pohon kertas. Cuma dulu tidak sebagus ini, masih banyak rumput rumput liar gitu,” ucap Agung, salah satu pendiri Hutan Kertas. Awalnya ini jadi tempat camping para komunitas dan nongkrong anak anak sini, terus kita lihat potensi dari pohon-pohon yang tertata rapi dan menarik, kita buatlah tempat ini jadi tempat wisata,” kata Agung.

Baca Juga :  Pendiri Alibaba Jack Ma Kunjungi Lembaga Penelitian Belanda

Kondisi yang ada membuat pemuda setempat bergerak untuk membangun satu persatu fasilitas, mulai dari membangun beberapa titik untuk swafoto, memasang hammock, balon-balon lampion dan tulisan-tulisan menarik, sampai payung warna-warni. Baru-baru ini juga terdapat kafe untuk bersantai dengan harga yang terjangkau. Pemuda setempat bergerak untuk membangun satu persatu fasilitas, mulai dari membangun beberapa titik untuk swafoto, memasang hammock, balon-balon lampion dan tulisan-tulisan menarik, sampai payung warna-warni. Baru-baru ini juga terdapat kafe untuk bersantai dengan harga yang terjangkau.

Bahkan, mereka juga menyediakan panggung terbuka lengkap dengan bangku-bangku kayu, termasuk kebutuhan sound system. Pengelola Hutan Kertas sangat terbuka bagi siapapun yang ingin mengadakan kegiatan disana. Hutan Kertas buka setiap hari mulai pukul 08.00 – 23.00 WIB. Harga tiketnya bervariasi. Saat Weekday pengunjung dikenakan Rp10.000 per orang, sedangkan saat Weekend, pengunjung dikenakan sebesar Rp15.000 per orang. Buat yang mau melakukan sesi pemotretan prewedding, ada harga khusus, yaitu Rp150.000 per lima orang. “Semua properti yang terdapat di dalam Hutan Kertas ini murni dibeli melalui uang tiket masuk wisatawan. Jadi semakin banyak pengunjung yang datang, ya semakin cepat pula perkembangan yang ada di Hutan Kertas ini”, ujar Agung.

Baca Juga :  Konsisten SML, Indah Kiat Pulp and Paper Tangerang Berhasil

Karena pengunjung yang semakin banyak, Hutan Kertas kini semakin maju. Para pengelola berhasil melahirkan enam anak usaha lainnya, antara lain Bengkel Hutan Kertas Motor, Hutan Kertas Cafe, Hutan Kertas Pengrajin Kayu, Hutan Kertas Wedding Organizer dan Hutan Kertas Sepatu. Semuanya dikelola anak-anak muda setempat. Benar-benar anak-anak muda yang menginpirasi.@

Bs/fd/timEGINDO.co

Bagikan :
Scroll to Top