Jakarta | EGINDO.co –Â Sebuah Studi Kesehatan Mental Singapura menemukan, 1,2 persen dari populasi orang dewasa di Singapura telah menderita gangguan bipolar selama masa hidup mereka, dan kondisi ini paling sering terjadi pada orang berusia 18 hingga 34 tahun.
Menurut Dr Mok Yee Ming, konsultan senior dan kepala Departemen Kesehatan Umum (IMH) Institute of Mental & Head, Mood Disorders Unit, masih belum tahu persis apa penyebabnya, tetapi banyak sekali faktor-faktor, termasuk genetika dan lingkungan berkontribusi.
Gejala Gangguan Bipolar
Dilansir dari Asia One, Sabtu (19/10/2019), orang dengan gangguan bipolar menderita berkelanjutan yang dapat berlangsung berminggu-minggu, atau bahkan berbulan-bulan jika tidak diobati, dan secara signifikan mempengaruhi kehidupan mereka sehari-hari.
Jenis pertama adalah manik atau hipomanik (yang tidak terlalu parah), di mana suasana hati meningkat, dan telah meningkatkan energi. Gejala termasuk berbicara berlebihan, mudah teralihkan, dan mengekspresikan ide tidak realistis.
Mereka yang mengalami mania mungkin mengalami penurunan kebutuhan untuk tidur, kadang-kadang berjalan hanya beberapa jam sehari, dan menjadi sangat impulsif. Bukan hal yang aneh bagi pasien bipolar untuk berhutang karena berbelanja berlebihan selama mania.
Di ujung lain dari spektrum, ada episode depresi, di mana seseorang mengalami tingkat energi yang lebih rendah dan diliputi oleh perasaan sedih. Penderita mungkin juga kurang nafsu makan, kehilangan minat pada hal-hal yang biasa mereka nikmati, dan ingin bunuh diri atau melukai diri sendiri.
Ada juga episode campuran, di mana pasien mengalami mania dan depresi. “Gejala-gejalanya dapat berganti dengan cepat, dari hari ke hari atau bahkan jam ke jam,” kata Dr Mok.
Pengobatan
Perawatan untuk gangguan bipolar datang dalam bentuk pengobatan dan terapi psikososial. Stabilisator mood, antipsikotik dan antidepresan diresepkan sebagai bagian dari perawatan untuk fase tertentu. Ada juga terapi pemeliharaan, yang menggunakan obat-obatan dan intervensi psikososial.
Terapi juga dapat membantu pasien mengenali gejala awal, sehingga mereka dapat mencari pengobatan. Ini juga berguna untuk mengidentifikasi pemicu, sehingga pasien dapat menerapkan perubahan gaya hidup untuk menghindarinya.
“Dengan perawatan dan tindak lanjut yang tepat, itu dapat dikontrol dengan baik. Orang dengan gangguan bipolar dapat dan memang menjalani kehidupan yang memuaskan,” kata Dr Mok.
Dia juga menambahkan, dukungan sama pentingnya dalam pengobatan gangguan bipolar. Penelitian telah menunjukkan, keterlibatan rekan dapat memiliki efek positif yang signifikan pada mereka yang berurusan dengan kesehatan mental.@
AsiaOne/anl/TimEGINDO.co