Oleh: dr. Freddy Adiwinata, MKM, HIMa
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendapatkan notifikasi ditemukannya kasus konfirmasi penyakit virus Marburg yang berasal dari Guinea Ekuatorial. Dari 8 sampel yang diperiksa, 1 sampel dengan hasil positif virus Marburg.
Sejauh ini, terdapat 9 kematian dan 16 kasus suspek yang dilaporkan dengan gejala demam, diare, dan muntah berdarah. Kejadian Luar Biasa (KLB) yang terjadi diperkirakan mulai tanggal 7 Februari 2023. Hingga 17 Februari 2023, belum ada laporan kasus tambahan lagi.
Virus Marburg adalah virus yang sangat infeksius yang menyebabkan demam dan pendarahan hebat bahkan sampai meninggal pada manusia dan primata. Virus ini termasuk family Filoviridae (virus Ebola pun termasuk dalam family ini). Pertama diidentifikasi tahun 1967 saat terjadi kejadian luar biasa di kota Marburg dan Frankfurt, Jerman dan juga di kota Belgrade, Yugoslavia.
Sejak 1967, negara-negara yang pernah melaporkan adalah Angola, RD Kongo, Afrika Selatan, Kenya, Uganda, Guinea dan Ghana. Hingga saat ini keberadaan virus Marburg pada manusia dan hewan penular di Indonesia masih belum diketahui. Namun mengingat mobilitas dari dan ke negara terjangkit masih menajdi faktor risiko penyebaran di Indonesia.
Kemungkin adanya importasi kasus/ kasus baru penyakit virus Marburg di Indonesia dalam 6 bulan ke depan (sampai Agustus 2023) adalah kecil karena tidak ada penerbangan langsung ke negara-negara yang terjangkit; skrining di KKP sudah baik; sudah tersosialisasikannya kewaspadaan Marburg di KKP (sudah ada sistem skrining dan pemantauan negara terjangkit); tidak ada WNI atau TNI di negara terjangkit; serta tidak ada species reservoir virus Marburg di Indonesia. Untuk kelelawar, BRIN melaporkan 30% terinfeksi Japanese Encephalitis, lebih dari 25% Leptospirosis, dan untuk Nipah belum ditemukan dengan hasil positif.
Virus Marburg ditransmisikan ke manusia melalui kontak langsung dengan darah, cairan tubuh, dan/atau jaringan dari hewan yang terinfeksi, seperti kelelawar dan dari manusia ke manusia melalui kontak langsung dengan cairan tubuh seperti darah, air liur, air seni, dan cairan sperma. Gejalanya dapat berupa demam, sakit kepala, nyeri otot, muntah, diare, dan perdarahan dari berbagai organ. Angka kematian virus Marburg sekitar 50-90%
Saat ini belum ada obat atau vaksin khusus untuk virus Marburg. Pencegahan dilakukan dengan cara mencegah kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi; melakukan praktik higiene secara benar seperti memastikan daging yang dibeli dari sumber resmi dan bukan hasil buruan, memasak sampai matang, mencuci tangan sebelum dan sesudah pengolahan, mencuci tangan secara 8 langkah dengan sabun, air mengalir selama minimal 30 detik; dan mengunakan Alat Pelindung Diri saat menangani orang yang terinfeksi seperti masker dan sarung tangan.@
***