Masjid Apung Ziyadatul Abrar, Persembahan Borneo Indobara

Masjid Apung Ziyadatul Abrar
Masjid Apung Ziyadatul Abrar

Tanah Bumbu | EGINDO.co – Masjid Apung Ziyadatul Abrar persembahan Borneo Indobara pada masyarakat Tanah Bumbu. Hari itu Pantai Siring Pagatan, bersinar matahari, garis pantai bersih dan kerap disinggahi warga masyarakat untuk berwisata. Bupati Tanah Bumbu, Zairullah Azhar bergabung dengan keramaian, disusupi angin laut yang terasa lembab, bergegas menuju dermaga.

Disamping itu ada Empowerment and Development Department Head PT Borneo Indobara, Silvyna Aditia anggota panitia peresmian Masjid Apung Ziyadatul Abrar dimana ada masjid berada di bibir pantai yakni berdiri Masjid Apung Ziyadatul Abrar yang siap digunakan.

Kala itu keramaian berlangsung menjadi tanda puncak peresmian masjid. Secara keseluruhan pembangunan berjalan dengan lancar, bahkan lebih cepat dari target waktu yang diberikan. Hal ini perwujudan komitmen semua pihak, mulai dari kontraktor pelaksana, para tenaga profesional, serta dukungan dan arahan dari pemerintah kabupaten, sehingga target dapat terpenuhi. Tentu saja, keberadaannya diharapkan turut meningkatkan pertumbuhan perekonomian kawasan karena turut menjadi sarana wisata religi.

Bangunannya terlihat lebih megah dan tinggi

Diresmikannya masjid Apung Ziyadatul Abrar menandakan serah terima dan persembahan dari PT Borneo Indobara kepada masyarakat Tanah Bumbu yang religius. “Persembahan kami melalui program CSR pilar keagamaan. Masjid ini bukan masjidnya BIB, tapi masjidnya Tanah Bumbu,” kata Chief Operating Officer PT BIB, Raden Utoro.

Tanah Bumbu memiliki banyak masjid yang megah, dan ditambah kehadiran Masjid Apung, memiliki pula sebuah ikon wisata religi. BIB itu karya besarnya bukan main, luar biasa dahsyat. Pembangunan yang berlangsung sedari tahun 2019 dengan rekayasa teknologi yang cukup menantang serta melintasi pandemi, dan bernilai investasi sekitar Rp43 miliar itu tampaknya memberikan makna mendalam bagi mereka yang terlibat dalam pembangunannya.

Baca Juga :  Rupiah Terkoreksi Dipicu Kenaikan Imbal Hasil Obligasi AS

Pimpinan Pondok Pesantren Dar Toha, Habib Mustafa bin Idrus al-Khirid hadir dihadapan sekitar 300-an undangan, termasuk Direktur Pembinaan Pengusahaan Batubara Kementerian ESDM, Lana Saria, perwakilan Yayasan Muslim Sinar Mas, Condrokirono, jajaran forkopimda, ulama, dinas terkait, tokoh masyarakat serta adat, kontraktor, beserta perwakilan PT BIB dan PT Golden Energy Mines Tbk.

Pimpinan Pondok Pesantren Dar Toha, Habib Mustafa bin Idrus al-Khirid dalam ceramahnya mengingatkan menjadi tugas masyarakat  untuk memakmurkan masjid, baik secara lahir juga secara batin.

PT BIB dengan dukungan sesama pilar usaha Sinarmas yakni Asia Pulp & Paper (APP) Group menyempatkan pula mewakafkan mushaf Alquran yang menurut Utoro dilakukan untuk memperkuat peran masjid sebagai sarana dakwah serta pendidikan nilai keislaman. Diterima secara simbolis oleh bupati, ratusan mushaf disebarluaskan kepada sejumlah masjid lainnya. Condrokirono yang turut menyaksikan, mengapresiasi inisiatif tersebut dengan harapan selain mencurahkan kebaikan terhadap masyarakat sekitar, juga memajukan peran Masjid Ziyadatul Abrar dalam dakwah.

Masjid Ziyadatul Abrar menjadi tempat peribadatan sekalian menikmati suasana dan pemandangan pantai

Masjid Ziyadatul Abrar menjadi peribadatan juga sekalian menikmati suasana dan pemandangan di pantai, dengan memanfaatkan naungan dua gazebo di sudut masjid. “Jadi, dulu Pak Utoro (Chief Operating Officer PT Borneo Indobara, Raden Utoro-Red) men-sharing gambar Masjid Amirul Mukminin di Makassar. Baru disitu tergambar lebih jelas kalau konsepnya adalah masjid apung. Saya membuat beberapa desain dari yang mengapung, sampai yang tidak mengapung, berikut tinggi rendahnya masjid, lengkap dengan biaya operasional pelaksanaan segala macam, sebelum kemudian berkonsultasi dengan dirinya guna memilih model terbaik. Setelah itu, terpilih dua model yang kami ajukan ke Pak Bupati,” demikian Dwi Malvino Irianto saat ditemui di kantornya, Sinarmas MSIG Tower Jakarta, bertutur bagaimana desain masjid karyanya sampai mendapatkan persetujuan Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan.

Baca Juga :  Kim Jong Un Awasi Latihan Peluncur Roket Super Besar

“Desain menjulang ke atas dan bukan yang terlampau melebar ke sisi, seperti yang kini dapat dinikmati pada Masjid Apung Ziyadatul Abrar di Pantai Siring Pagatan, terpilih atas pertimbangan dan kesepakatan para pihak bila secara estetika, tampak lebih indah sekaligus megah, selain dari sisi tantangan pembangunannya juga lebih sederhana, dan biayanya pun lebih ekonomis. Prosesnya terbilang cepat, pada hari itu juga, bupati sudah memutuskan memilih konsep dua lantai karena bangunannya terlihat lebih megah dan tinggi. Saya mengerjakan desain dalam waktu seminggu,” ujar Dwi.

Saat eksplorasi ide, dirinya mengaku lebih banyak mencari referensi seorang diri, hingga akhirnya terinspirasi pada rancang bangun yang banyak terdapat pada masjid di Turki. “Karena memang di project engineering, semua pekerjaan harus kami selesaikan dengan cepat, gak cuma masjid, tapi semua pekerjaan apapun. Karena kami secara berbarengan tidak hanya mengerjakan satu proyek, ada pekerjaan lain juga yang menunggu. Jadi memang ritmenya seperti itu,” kata Dwi mengenai rutinitasnya di Project Engineering & Business Improvement Division PT. Borneo Indobara (PT BIB).

Baca Juga :  CEO OpenAI Kunjungi Korsel Dalam Rangka Pengembangan AI

Tentu rancang bangun tak semata mengambil nuansa masjid masa Kekhalifahan Ottoman di Turki. “Oke lah ini masjid apung, tetapi saya berusaha untuk mencari ciri khas bangunan dari Kalimantan Selatan, sampai kemudian melihat ciri khas bangunan di sini adalah berbentuk rumah panggung. Hanya saja bila langsung diadopsi menjadi masjid, kayaknya terlalu biasa. Kemudian saya mencari ide lagi dengan berfokus ke Tanah Bumbu, dan melihat ada perahu layar dalam logo kabupaten. Itu yang saya jadikan referensi, dengan merancang masjid berbentuk seperti perahu layar. Seiring berjalannya waktu, terdapat beberapa revisi dengan memasukkan unsur-unsur lain yang khas di Kabupaten Tanah Bumbu,” katanya.

Bukan hanya karena terbiasa berada dalam kultur bekerja cepat sekaligus cekat dalam sebuah tim yang kecil, Dwi yang bergabung dengan PT BIB sedari tahun 2016 dan kini menjabat selaku Project Engineering Expert ini memang sebelumnya pernah punya pengalaman mendesain bangunan serupa, meski berbeda besarannya. Persisnya masjid dalam komplek asrama karyawan PT BIB yang berada di Kecamatan Angsana.

Tak hanya itu, meski sebetulnya berlatar insinyur teknik perkapalan, seputar merancang areal publik, dirinya juga turut mengembangkan desain kompleks serta lansekap awal UMKM Center Angsana, sebuah jendela bagi masyarakat untuk mengetahui, berikut menikmati sejumlah produk maupun jasa karya usaha kecil binaan perusahaan.@

Sc/fd/timEGINDO.co

Bagikan :
Scroll to Top