Masih Terkait Kebijakan The Fed, Rupiah Berisiko Melemah

Uang rupiah diantara uang dolar AS di tempat penukaran valuta asing .
Uang rupiah diantara uang dolar AS di tempat penukaran valuta asing .

Jakarta|EGINDO.co Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat diprediksi melemah hari ini.  Pada akhir pekan kemarin rupiah menguat 0,06 persen atau 9,50 poin di  posisi Rp15.492 per dolar AS.

​​”Penguatan rupiah terhadap dolar AS pasca pengumuman kebijakan moneter the Fed pekan lalu, bisa saja tertahan hari ini. Petinggi the Fed, John Williams akhir pekan kemarin mengeluarkan pernyataan yang menetralkan pandangan pasar soal pemangkasan suku bunga acuan,” kata Analis Pasar Uang Ariston Tjendra, Senin (18/12/2023)

Rekannya, Raphael Bostic, tambah Ariston, memprediksi pemangkasan suku bunga acuan the Fed mungkin baru terlihat di akhir tahun 2024. Pernyataan dari kedua petinggi the Fed ini  bisa mendorong penguatan dolar AS lagi di awal perdagangan pekan ini.

Baca Juga :  IMF Umumkan Proposal US $ 50 M Untuk Akhiri Pandemi Covid-19

“Di sisi lain, ekspektasi pasar soal pemangkasan suku bunga acuan AS di tahun depan masih cukup tinggi. Yield (imbal hasil) obligasi AS tenor 10 tahun  juga masih tertahan turun di bawah 4 persen,” ucapnya

Ekspektasi tersebut, yang kemungkinan bisa menahan pelemahan rupiah hari ini, sehingga pelemahannya tidak terlalu dalam. Potensi pelemahan rupiah, menurut Ariston,  ke arah Rp15.530-15.550  dengan potensi support di kisaran Rp15480 per dolar AS.

Informasi dari data Bank Indonesia, tingkat imbal hasil Surat Berharga Negara  Indonesia untuk tenor 10 tahun masih kompetitif 6,59 persen. Dibandingkan dengan imbal hasil obligasi Amerika Serikat (US Treasury) tenor 10 tahun yang turun di level 3,92 persen.

Penguatan rupiah kemarin juga didukung oleh data neraca perdagangan Indonesia yang masih membukukan surplus, meski surplusnya terus menurun. Laporan Badang Pusat Statistik menunjukkan surplus neraca perdagangan Indonesia bulan November sebesar USD2,41 miliar, turun sebesar USD1,06 miliar secara bulanan.

Baca Juga :  Saham Turun, Imbal Ketegangan the Fed Dan China Yang Hawkish

Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di akhir pekan menguat 14,97 poin atau 0,21 persen ke level 7.190.  Penguatan indeks saham disertai dengan aksi beli oleh investor asing (net buy asing) sebesar Rp1,55 triliun.

Head of Retail Research Analyst BNI Sekuritas Fanny Suherman mengatakan, indeks saham hari ini kemungkinan bergerak stagnan. Spekulasi pasar mereda pasca pengumuman suku bunga The Fed.

“Hari ini IHSG berpotensi bergerak sideways di range 7.150-7.220. Level support IHSG berada di 7.150-7.170 dan level resist 7.200-7.220,” ujar Fanny dalam analisisnya yang dirilis pagi ini.

Sumber: rri.co.id/Sn

Bagikan :
Scroll to Top