Jakarta | EGINDO.com – Perusahaan daur ulang limbah PET terkemuka dan terbesar di Indonesia optimis dapat memanfaatkan potensi ekonomi dari industri daur ulang di Indonesia. Seperti diungkapkan Deputi Bidang Ekonomi Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti awal bulan ini, industri daur ulang Indonesia memiliki potensi ekonomi yang cukup besar, dengan investasi yang diperkirakan mampu mencapai Rp5,15 triliun. Di samping itu masih ada potensi ekspor yang besar karena China menutup pabrik daur ulang plastik yang berkapasitas 9 juta ton per tahun.
Dalam siaran pers INOV yang dilansir EGINDO.com pada Sabtu (19/10/2024) menyebutkan saat ini INOV memiliki fasilitas pencucian yang tersebar di berbagai kota seperti Karanganyar, Mojokerto, Medan, Gowa, dan Subang. Untuk produk Recycled Polyester Staple Fiber (RePSF), INOV telah mendirikan pabrik di 4 kota yaitu Tangerang, Solo, Mojokerto, dan Medan. Pabrik re-PSF keempat INOV di Medan adalah tambahan terbaru dengan kapasitas produksi 6.000 MT/tahun. “Kapasitas kami bila ditotal dari 4 pabrik bisa melampaui 40.000 MT/tahun. Dengan kapasitas sebesar itu, kami yakin berada pada posisi yang kuat untuk memanfaatkan potensi dari industri daur ulang yang ada saat ini,” ujar Direktur INOV, Victor Choi.
INOV juga memiliki pabrik di Salatiga, Palembang, Medan, dan Makassar (Gowa & Talakar) yang memproduksi serat non-woven, yang merupakan bahan baku manufaktur untuk berbagai industri seperti otomotif dan garmen. Dari perspektif kinerja finansial, hingga semester I – 2024, Perusahaan mencatat penjualan sebesar Rp307 miliar dengan produk Re-PSF menyumbang 75% dari total penjualan. INOV juga mencatatkan peningkatan penjualan ekspor sebesar 122% YoY yang berkontribusi sebesar 20% dari total penjualan.@
Rel/fd/timEGINDO.com