Malaysia Terbuka Dengan Beijing Terkait Laut China Selatan

PM Malaysia Anwar Ibrahim
PM Malaysia Anwar Ibrahim

Kuala Lumpur | EGINDO.co – Malaysia siap untuk berunding dengan China mengenai perselisihan di Laut China Selatan, kantor berita pemerintah Bernama melaporkan pada hari Senin (3 April), mengutip Perdana Menteri Anwar Ibrahim.

China mengklaim kedaulatan atas hampir seluruh Laut China Selatan, yang dilalui oleh sekitar US$3 triliun perdagangan melalui kapal setiap tahunnya. Malaysia, Brunei, Filipina, Taiwan, dan Vietnam memiliki beberapa klaim yang tumpang tindih.

Masalah ini diangkat dalam pertemuan antara Anwar dan Presiden China Xi Jinping di China pekan lalu karena Malaysia memiliki proyek eksplorasi energi di daerah tersebut, Bernama mengutip Anwar yang mengatakan dalam sebuah pidato pada hari Senin di departemen perdana menteri.

Baca Juga :  China Memperingatkan Penyebaran Wabah Covid-19 Terbaru

Bernama tidak merinci sengketa mana atau wilayah mana di Laut China Selatan yang dimaksud oleh Anwar.

“China juga mempertaruhkan klaim atas wilayah tersebut. Saya katakan sebagai negara kecil yang membutuhkan sumber daya minyak dan gas, kami harus melanjutkannya, namun jika syaratnya harus ada negosiasi, maka kami siap untuk berunding,” kata Anwar.

China telah mempertaruhkan klaimnya atas sekitar 90 persen wilayah Laut China Selatan melalui “garis putus-putus” berbentuk U pada peta yang dinyatakan tidak sah pada tahun 2016 oleh keputusan arbitrase internasional, yang tidak diakui oleh Beijing.

Upaya negara-negara Asia Tenggara lainnya untuk bernegosiasi dengan China atau melakukan kegiatan energi bersama telah gagal membuat terobosan.

Baca Juga :  AS Kutuk Serangan Drone Rusia Hantam Blok Apartemen Kyiv

Perusahaan minyak negara Malaysia, Petronas, mengoperasikan beberapa ladang minyak dan gas di Laut China Selatan di dalam zona ekonomi eksklusif 200 mil laut.

Kapal-kapal China dalam beberapa tahun terakhir telah melewati atau berlama-lama di dekat operasi Petronas, yang memicu protes dari Malaysia.

Pada tahun 2021, Malaysia memanggil duta besar China untuk menyampaikan protesnya terhadap “perambahan” ke perairannya oleh kapal-kapal Beijing. Pada tahun 2020, kapal survei China lainnya mengadakan kebuntuan selama sebulan dengan kapal eksplorasi minyak yang dikontrak oleh Petronas di dalam zona ekonomi eksklusif Malaysia.
Sumber : CNA/SL

Bagikan :
Scroll to Top