Malaysia Minta Meta Dan TikTok Buat Rencana Terkait Konten Berbahaya

Meta dan TikTok
Meta dan TikTok

Kuala Lumpur | EGINDO.co – Malaysia telah memerintahkan raksasa teknologi Meta dan TikTok untuk menyampaikan rencana memerangi konten berbahaya secara online, kata pihak berwenang pada Selasa (9 April), setelah negara tersebut melaporkan peningkatan materi ofensif di platform media sosial.

Pemerintah melaporkan lebih dari 50.000 kasus serupa ke berbagai platform media sosial, termasuk Facebook dan TikTok milik Meta, dalam tiga bulan pertama tahun ini saja, kata Komisi Komunikasi dan Multimedia dan kepolisian nasional dalam sebuah pernyataan.

Mereka menambahkan bahwa jumlah kasus sepanjang tahun lalu adalah sekitar 43.000.

Meskipun mereka tidak menyebutkan contoh apa pun, pihak berwenang mengatakan mereka sangat prihatin dengan postingan yang berhubungan dengan ras, agama, dan keluarga kerajaan.

Kedua perusahaan teknologi tersebut menghadiri pertemuan yang dipimpin oleh Menteri Komunikasi Fahmi Fadzil pada hari Senin dan diminta untuk meningkatkan upaya pemantauan mereka, termasuk penghapusan postingan yang terkait dengan penipuan dan perjudian ilegal.

“TikTok dan Meta diharuskan memberikan rencana dan strategi perbaikan dengan rincian komprehensif sebagaimana disepakati dalam pertemuan tersebut,” kata pernyataan itu.

Perjanjian tersebut tidak menetapkan jangka waktu yang diperlukan atau menentukan hukuman apa yang akan dikenakan jika perusahaan tidak mematuhinya.

Pemerintah sebelumnya telah menegur kedua perusahaan media sosial tersebut karena tidak segera menghapus konten yang dianggap berbahaya.

Para kritikus mengatakan Perdana Menteri Anwar Ibrahim, yang mulai berkuasa pada tahun 2022, memperluas sensor di tengah meningkatnya konservatisme, yang dibantah oleh pemerintah.

Sumber : CNA/SL

Scroll to Top