Malaysia menolak jadi tuan rumah Pesta Olahraga Persemakmuran 2026

Commonwealth Games
Commonwealth Games

Kuala Lumpur | EGINDO.co – Malaysia pada Jumat (22 Maret) memutuskan untuk tidak menjadi tuan rumah Pesta Olahraga Persemakmuran 2026 karena biayanya, kata pemerintah, sebuah pukulan baru terhadap pesta olahraga yang dianggap ketinggalan jaman oleh sebagian orang.

Keputusan tersebut, yang diambil pada rapat kabinet yang dipimpin oleh Perdana Menteri Anwar Ibrahim, menyusul penarikan diri dari negara bagian Victoria di Australia tahun lalu.

“Kementerian Pemuda dan Olahraga hari ini mengumumkan keputusan pemerintah untuk tidak menerima tawaran dari Commonwealth Games Federation (CGF) untuk menjadi tuan rumah Commonwealth Games 2026,” kata Menteri Hannah Yeoh dalam sebuah pernyataan.

CGF berupaya keras mencari tuan rumah setelah Victoria mengundurkan diri pada Juli lalu karena melonjaknya biaya.

Baca Juga :  Penggunaan Masker Dianjurkan Di Malaysia, Covid-19 Meningkat

Federasi menawarkan Malaysia dan calon tuan rumah lainnya £100 juta (US$125 juta) untuk menggantikan Victoria.

Namun pemerintah Malaysia mengatakan tawaran itu “diperkirakan tidak akan mampu menutupi seluruh biaya penyelenggaraan acara olahraga berskala besar”, kata Yeoh.

“Pemerintah ingin fokus pada pengembangan olahraga serta kesejahteraan dan kesejahteraan masyarakat.”

Langkah Victoria yang tiba-tiba dan kurangnya alternatif yang jelas memicu perdebatan tentang masa depan Olimpiade, yang diadakan setiap empat tahun sekali dan terakhir diadakan di Birmingham pada tahun 2022.

CGF menyatakan bahwa Malaysia bukanlah satu-satunya negara yang didekati untuk menjadi tuan rumah Olimpiade tersebut.

Singapura baru-baru ini mengatakan pihaknya sedang “menilai kelayakan” proposal CGF.

Baca Juga :  Singapura-Malaysia Izinkan Melintas Moda Transportasi Lain

Singapura juga mengadakan balapan malam Formula Satu setiap tahunnya dan akan menggelar Kejuaraan Akuatik Dunia pada tahun 2025.

“Ceroboh”

Prospek Malaysia menjadi tuan rumah Olimpiade telah memicu perdebatan sengit.

Mohamad Norza Zakaria, presiden Commonwealth Games Association of Malaysia, menyebutnya sebagai “kesempatan sekali seumur hidup” yang dapat mengembalikan Malaysia ke dalam peta olahraga.

Namun keraguan muncul minggu lalu atas gagasan tersebut setelah pejabat senior dan mantan pejabat menyatakan keberatannya.

Khairy Jamaluddin, mantan menteri pemuda dan olah raga, menolak gagasan tersebut dan menyebutnya “sembrono” karena Olimpiade akan diadakan dengan cepat sehingga hanya menyisakan sedikit waktu untuk perencanaan.

Setiap tuan rumah memerlukan setidaknya empat tahun untuk memperbaiki tempat, merencanakan sponsorship, dan menyiapkan infrastruktur, katanya kepada AFP.

Baca Juga :  Derrick Michael Bergabung Di NBA Academy

“Commonwealth Games bukanlah acara olahraga besar yang signifikan,” tambahnya.

“Sejauh menyangkut Olimpiade multi-olahraga, ini jauh dari Olimpiade atau bahkan Asian Games dalam hal partisipasi, paparan, dan keuntungan,” kata Khairy.

Sumber : CNA/SL

Bagikan :
Scroll to Top