Kuala Lumpur | EGINDO.co – Kasus positif pertama Omicron terdeteksi di Malaysia pada seorang pelajar asal Afrika Selatan, kata Menteri Kesehatan Khairy Jamaluddin, Jumat (3/12).
WNA yang kuliah di salah satu universitas swasta di Ipoh, Perak itu tiba di Malaysia pada 19 November lalu.
Mr Khairy mengatakan dalam konferensi pers bahwa kasus Omicron dikonfirmasi kemarin berdasarkan sampel yang diambil dari siswa berusia 19 tahun, yang mengambil tes reaksi rantai polimerase transkripsi balik (RT-PCR) COVID-19 setibanya di Kuala Lumpur. Bandara Internasional Lumpur (KLIA).
Dikatakannya, mahasiswa tersebut tiba di Malaysia dari Singapura.
Menanggapi pertanyaan media, Kementerian Kesehatan Singapura mengatakan pada Jumat malam bahwa siswa tersebut tiba di Singapura pada 19 November dari Johannesburg, Afrika Selatan, dengan penerbangan SQ479.
Dia tetap berada di area transit holding di Bandara Changi sampai keberangkatannya ke Malaysia pada hari yang sama.
Setibanya di Malaysia, siswa tersebut diangkut dengan bus universitas dari KLIA ke Ipoh, di mana ia menjalani karantina.
Keesokan harinya, pada 20 November, dia mendapatkan hasil tesnya kembali yang mengatakan dia positif COVID-19.
Lima orang lainnya yang berada di bus yang sama dengan mahasiswa tersebut kemudian dikarantina. Semuanya dinyatakan negatif.
Kementerian kesehatan Singapura mengatakan bahwa 15 penumpang di pesawat SQ479 telah diidentifikasi sebagai kontak dekat. Semuanya belum masuk ke Singapura, atau “berinteraksi dengan masyarakat di Singapura”, dan tetap berada di area transit di Bandara Changi, tambah kementerian itu.
Siswa tersebut telah divaksinasi penuh di Malaysia pada bulan September sebelum dia pulang untuk mengunjungi keluarganya di Afrika Selatan. Dia tidak menunjukkan gejala dan telah menyelesaikan karantina pada 29 November.
Menurut Mr Khairy, siswa dan delapan kontak dekat akan menjalani tes swab RT-PCR lagi pada hari Jumat, “hanya untuk memastikan bahwa (dia) tidak lagi positif”.
Menteri menambahkan bahwa siswa tersebut memasuki Malaysia sebelum Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan Omicron sebagai varian kekhawatiran pada 26 November.
Menyusul pernyataan WHO, Malaysia untuk sementara memberlakukan pembatasan masuk pada pekerja asing dan pelajar internasional dari delapan negara Afrika dengan risiko tinggi infeksi Omicron mulai 1 Desember.
Wisatawan dari Botswana, Eswatini, Lesotho, Mozambik, Namibia, Afrika Selatan, Zimbabwe, dan Malawi tidak diizinkan memasuki Malaysia selama larangan tersebut.
Mr Khairy mengatakan dalam konferensi pers Jumat bahwa mulai 3 Desember, pelancong yang tiba di KLIA dari negara-negara berisiko tinggi juga akan memakai alat pelacak selama masa karantina mereka.
“VTL (jalur perjalanan yang divaksinasi) dengan Singapura akan berlanjut untuk sementara waktu, dengan tes mandiri tambahan pada hari ketiga dan ketujuh bagi mereka yang datang dari Singapura melalui VTL,” tambahnya.
Menanggapi pertanyaan apakah dua kasus COVID-19 yang dites sebelumnya positif untuk Omicron di Singapura akan memengaruhi pengaturan VTL antara kedua negara, Khairy mengatakan: “Saya telah berbicara dengan rekan Singapura saya pagi ini, Tuan Ong Ye Kung. Kami menegaskan kembali bahwa VTL akan berlanjut, dan kami akan terus memperbarui satu sama lain setiap hari dan mengoordinasikan tanggapan kami sesuai dengan itu.”
BAGAIMANA OMICRON TERDETEKSI
Menteri menjelaskan bahwa kasus itu terdeteksi sebagai bagian dari inisiatif pengawasan kementerian menyusul pernyataan WHO tentang Omicron.
Institut Penelitian Medis Malaysia melakukan uji genotipe PCR pada 74 sampel positif yang terdeteksi di KLIA antara 11 November dan 28 November, katanya.
Hasilnya menunjukkan bahwa salah satu sampel kemungkinan besar adalah Omicron, tambahnya.
“Selanjutnya, sekuensing seluruh genom dilakukan dan menunjukkan hasil positif untuk varian Omicron pada 2 Desember,” kata Khairy.
Menteri mengatakan Kementerian Kesehatan memutuskan untuk melakukan tes genom pada kasus positif yang dilaporkan sebelum pengumuman WHO 24 November tentang varian Omicron.
“Artinya kami tidak hanya melakukan (pengujian) sekarang. Saya meminta semua sampel sejak 11 November untuk diambil dan dijalankan melalui sekuensing genomik secara keseluruhan untuk memastikan variannya,” jelasnya.
Khairy menambahkan, tidak ada peningkatan drastis kasus COVID-19 di Ipoh, Perak, dan tempat-tempat yang pernah dikunjungi para pelancong tersebut, seperti KLIA.
Sumber : CNA/SL