Jakarta | EGINDO.com – Mengonsumsi daging berlebihan dapat berisiko, salah satunya gangguan pencernaan yang patut diwaspadai, seperti GERD (Gastroesophageal Reflux Disease). Hal itu dikatakan Guru Besar Fakultas Kedokteran Indonesia (FK UI) yang juga spesialis penyakit dalam dari Prof Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH.
Diingatkannya, mengonsumsi daging secara berlebihan, terutama dalam waktu singkat, bisa memicu timbulnya GERD. Gangguan itu muncul akibat aliran balik isi lambung ke kerongkongan yang menimbulkan sensasi panas di dada (heartburn), regurgitasi, hingga rasa pahit di mulut. Lemak yang berlebihan dapat memperlambat pengosongan lambung dan melemahkan katup lambung-kerongkongan, sehingga isi lambung naik kembali.
Prof Ari, dalam keterangannya yang dilansir EGINDO.com pada Minggu (8/6/2025) menjelaskan GERD kini semakin sering ditemukan di masyarakat, seiring perubahan gaya hidup. Berdasarkan pengamatan di rumah sakit, sekitar 20 persen pasien yang datang dengan keluhan maag ternyata mengalami GERD, terlihat dari hasil endoskopi saluran cerna atas. Selain heartburn dan regurgitasi, mereka dengan kondisi GERD bisa mengalami gejala lain seperti nyeri ulu hati, kembung, sering sendawa, hingga keluhan yang menyerupai penyakit jantung.
Menurutnya, asam lambung yang naik juga dapat menyebabkan batuk kronis, sesak napas, radang tenggorokan, dan keluhan pada gigi. “Kebiasaan langsung rebahan setelah makan daging akan memperparah gejala GERD. Ini bisa memicu heartburn pada 4 dari 5 pasien GERD,” katanya menegaskan.@
Bs/timEGINDO.com