Lesunya Pasar Global Tekan Industri Nikel Nasional, Produksi Smelter Dipangkas

ilustrasi
ilustrasi

Jakarta|EGINDO.co Industri nikel nasional tengah menghadapi tantangan serius seiring merosotnya harga nikel di pasar global. Kondisi tersebut berdampak langsung terhadap operasional smelter di dalam negeri, yang kini banyak melakukan penyesuaian produksi untuk menekan kerugian.

Dewan Penasihat Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) Djoko Widajatno mengungkapkan bahwa sejumlah smelter telah memangkas tingkat utilitas produksi sebagai respons atas lemahnya permintaan dan turunnya harga di pasar internasional.

“Penurunan harga nikel global membuat sebagian smelter tidak dapat beroperasi secara optimal. Dampaknya, penyerapan bijih nikel domestik menjadi terbatas dan terjadi penumpukan stok di berbagai lokasi tambang,” ujar Djoko dalam keterangannya, Rabu (12/11/2025).

Djoko menambahkan, saat ini terdapat kesenjangan yang cukup lebar antara kuota produksi bijih nikel yang telah disetujui pemerintah untuk tahun 2025—mencapai 364 juta ton—dengan realisasi serapan aktual yang baru sekitar 120 juta ton. Menurutnya, ketidakseimbangan ini perlu segera diatasi melalui kebijakan manajemen pasokan yang lebih terukur dan penyesuaian kuota produksi agar sesuai dengan kapasitas penyerapan industri hilir.

Ia juga menekankan pentingnya diversifikasi pasar dan penguatan hilirisasi untuk menjaga keberlanjutan industri nikel nasional di tengah volatilitas harga global. (Sn)

Scroll to Top