Korut Akan Beri Tanggapan Lebih Ofensif Terhadap Ancaman AS

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un

Seoul | EGINDO.co – Korea Utara pada Kamis (15 November) mengkritik kunjungan pejabat tinggi pertahanan AS ke Korea Selatan baru-baru ini dan berjanji akan memberikan tanggapan yang lebih “ofensif” terhadap apa yang mereka sebut sebagai ancaman militer dari Amerika Serikat dan sekutunya, media pemerintah melaporkan.

Dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita KCNA, juru bicara kementerian pertahanan Korea Utara menyalahkan Amerika Serikat karena meningkatkan ketegangan di kawasan, mengacu pada kunjungan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin ke Seoul minggu ini.

“Angkatan bersenjata DPRK akan dengan kuat mengendalikan dan mengelola semua ancaman terhadap keamanan dan kepentingan nasionalnya dengan kemampuan penanggulangan yang lebih ofensif dan luar biasa serta melalui tindakan militer pencegah strategis yang nyata,” kata pernyataan itu.

Baca Juga :  China Tuduh AS Bahayakan Perdamaian Dengan Melintasi Taiwan

DPRK adalah inisial nama resmi Korea Utara, Republik Rakyat Demokratik Korea.

Selama kunjungan Austin, Korea Selatan dan Amerika Serikat merevisi perjanjian keamanan bilateral yang bertujuan untuk menghalangi ancaman nuklir dan rudal Korea Utara yang semakin meningkat.

Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengatakan revisi ini diperlukan karena strategi yang ada tidak cukup mengatasi kemajuan pesat dalam program rudal dan nuklir Korea Utara.

Korea Utara mengatakan Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya bertanggung jawab atas memburuknya ketegangan militer di Semenanjung Korea, mengingat latihan militer skala besar yang mereka lakukan dan meningkatnya kehadiran aset-aset strategis Amerika di wilayah tersebut.

Kunjungan Austin ini menyusul kunjungan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken ke Korea Selatan pekan lalu. Dalam kunjungan mereka yang berturut-turut, para pejabat tinggi AS berusaha memberikan jaminan atas komitmen Washington terhadap kawasan tersebut, sambil menyuarakan keprihatinan atas meningkatnya hubungan Rusia-Korea Utara.

Baca Juga :  CDC AS Desak Orang Amerika Hindari Ke Prancis, Yordania

Korea Utara dan Rusia telah membantah adanya kesepakatan senjata, meskipun para pemimpin mereka menjanjikan kerja sama militer yang lebih erat pada pertemuan puncak mereka di bulan September.

Pada hari Selasa, Menteri Luar Negeri Korea Selatan Park Jin mengadakan pembicaraan dengan mitranya dari Jepang, Yoko Kamikawa, di San Francisco dan setuju untuk melanjutkan kerja sama guna mengatasi ancaman nuklir Korea Utara, kata kementerian luar negeri Seoul.

Sumber : CNA/SL

Bagikan :
Scroll to Top