Seoul | EGINDO.co – Taeyoung Engineering & Construction, perusahaan konstruksi skala menengah Korea Selatan, mengatakan pada Kamis (28 Desember) bahwa pihaknya berencana untuk merestrukturisasi utangnya dan pihak berwenang segera mengumumkan bahwa mereka berupaya untuk memastikan masalahnya tidak meluas ke pasar keuangan.

Perusahaan pembangun terbesar ke-16 di negara ini memiliki utang sebesar 4,58 triliun won (US$3,6 miliar) termasuk pinjaman pembiayaan proyek, yang kurang dari 1 persen aset yang dimiliki oleh lembaga keuangan lokal, kata Komisi Jasa Keuangan dalam sebuah pernyataan.

“Kami melihat dampak yang terbatas terhadap pasar keuangan karena masalah ini sudah diketahui dan situasi pasar stabil, namun pemerintah berencana untuk secara signifikan meningkatkan langkah-langkah darurat untuk memastikan sentimen negatif tidak menyebabkan peningkatan volatilitas,” katanya.

Langkah-langkah kontinjensi termasuk jaminan pinjaman pemerintah untuk pinjaman pembiayaan proyek Taeyoung.

Bank sentral negara tersebut telah menaikkan suku bunga sebanyak 300 basis poin sejak tahun 2021 untuk mengendalikan inflasi, yang menyebabkan penurunan di pasar properti.

Saham Taeyoung berakhir turun 3,7 persen pada hari Kamis, menjadikan kerugian year-to-date menjadi 43 persen.

Perusahaan mengalami penurunan laba bersih seperempat pada tahun 2022 menjadi 49,1 miliar won (US$38 juta).

Sumber : CNA/SL