Seoul | EGINDO.co – Hubungan yang lebih erat antara Uni Eropa dan Korea Selatan di bawah Presiden terpilih Yoon Suk-yeol sangat penting untuk mengelola kekuatan China yang meningkat dan meningkatnya persaingan antara Beijing dan Washington, kata mantan duta besar dan pejabat.
Krisis di Ukraina dan kebutuhan untuk melawan “ancaman langsung Moskow terhadap tatanan internasional berbasis aturan” semakin membuat kerja sama UE-Korea Selatan menjadi penting, kata mantan pejabat itu dalam sebuah laporan yang akan dirilis pada hari Selasa oleh Sekolah Pemerintahan Brussel.
Yoon mengatakan dia berencana untuk mengirim delegasi utusan khusus ke UE sebelum dia menjabat pada 10 Mei, salah satu delegasi pertama oleh tim transisinya.
“Kerja sama antara Seoul dan Brussel dapat membantu mengurangi dampak paling negatif dari persaingan Tiongkok-Amerika dan memastikan bahwa Amerika Serikat tidak berpaling dari sekutunya, melainkan bekerja sama dengan mereka,” kata penulis laporan, yang termasuk mantan utusan Uni Eropa dan Korea Selatan. .
Yoon telah berjanji untuk melihat melampaui Korea Utara dan menjadikan Korea Selatan pemain yang lebih besar di kancah internasional, termasuk dengan memperluas “luasnya diplomasi di UE dan di seluruh Asia”.
Kerjasama Korea Selatan-Eropa secara tradisional mengambil kursi belakang untuk aliansi kedua belah pihak dengan Amerika Serikat.
Tetapi kerja sama yang lebih dalam dapat membantu meningkatkan nilai strategis mereka bagi Washington dan Beijing, kata Kim Chang-beom, mantan duta besar Korea Selatan untuk UE.
“Ini akan memberikan ruang manuver tambahan bagi Korea Selatan dalam menghadapi dilema kebijakan yang timbul dari meningkatnya persaingan,” katanya kepada Reuters.
Kedua belah pihak harus membentuk dewan bilateral dan hotline diplomatik, dan bekerja sama dalam isu-isu seperti denuklirisasi Korea Utara, kata laporan itu.
Kedua belah pihak juga harus memodernisasi perjanjian perdagangan bebas mereka, yang telah digantikan dalam hal ruang lingkup dan ambisi oleh perjanjian yang telah ditandatangani UE dengan pesaing langsung Korea Selatan seperti Jepang.
Tawaran Korea Selatan untuk bergabung dengan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Digital (DEPA) dan Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik (CPTPP) dapat berdampak negatif pada hubungan perdagangan antara perusahaan Korea Selatan dan Eropa jika tidak ditangani, tambah laporan itu.
“Saya pikir perlunya kerja sama melampaui isu-isu spesifik,” kata Ramon Pacheco Pardo, Ketua Korea di Sekolah Pemerintahan Brussel, mencatat minat dan nilai bersama, serta kemampuan mereka.
“Tetapi invasi Rusia ke Ukraina atau ketegasan China memperjelas bahwa ada alasan khusus mengapa Korea dan UE perlu bekerja sama.
Sumber : CNA/SL