Jakarta | EGINDO.com – Adanya pemotongan PPN sebesar enam persen pada tiket pesawat dinilai hanya trik marketing. Diskon tarif tiket pesawat yang digulirkan pemerintah dalam beberapa waktu terakhir dinilai tak lebih dari sekadar gimmick atau trik pemasaran semata.
Hal itu dikatakan Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi kepada wartawan. Menurut Tulus Abadi, yang juga Ketua Forum Konsumen Berdaya Indonesia (FKBI) bahwa kebijakan tersebut tidak serta-merta meringankan beban masyarakat.
Katanya adanya pemotongan PPN sebesar enam persen, justru membuka peluang bagi maskapai untuk mengerek harga tiket hingga mendekati tarif batas atas. Diakuinya memang benar, ada pemotongan PPN sebesar enam persen. Tapi di sisi lain, maskapai akan menerapkan tarif batas atas sehingga tetap memberatkan konsumen.
Menurutnya konsumen berada pada posisi sulit untuk mengontrol harga tiket karena struktur tarif yang tidak seragam pada tiap maskapai karena masing-masing maskapai berbeda, tergantung kategori kelasnya. Untuk itu, katanya yang penting pengawasan dari pemerintah, khususnya oleh Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan. Ditegaskannya yang paling penting perlu ada pengawasan terhadap potensi pelanggaran tarif batas atas, terutama selama masa promosi atau musim diskon.@
Bs/timEGINDO.com