Kuala Lumpur | EGINDO.co – Thailand dan Kamboja harus “menjunjung tinggi semangat dialog, kebijaksanaan, dan saling menghormati” untuk meredakan ketegangan dan menjaga perdamaian serta stabilitas regional, kata Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim pada hari Minggu (21 Desember), menjelang pertemuan khusus para menteri luar negeri Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) untuk membahas konflik yang sedang berlangsung antara kedua negara tetangga tersebut.
Dalam unggahan di halaman Facebook resminya, Anwar mengatakan bahwa ia telah menekankan hal ini kepada Perdana Menteri Kamboja Hun Manet dan Perdana Menteri Thailand Anutin Charnvirakul ketika ia berbicara kepada mereka tentang cara terbaik untuk mengatasi sengketa perbatasan.
Anwar menambahkan bahwa pertemuan hari Senin akan memberikan kesempatan bagi kedua pihak untuk bernegosiasi langsung dan menyelesaikan perbedaan mereka secara damai.
“Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN besok akan menjadi platform yang tepat dan konstruktif bagi kedua negara untuk terlibat dalam negosiasi terbuka, menyelesaikan perbedaan mereka secara damai, dan berupaya menuju solusi yang adil dan langgeng,” kata Anwar.
Malaysia saat ini menjabat sebagai ketua ASEAN, peran yang akan diambil alih oleh Filipina pada bulan Januari.
Pertempuran yang kembali memanas antara negara-negara tetangga di Asia Tenggara bulan ini telah menewaskan sedikitnya 22 orang di Thailand dan 19 orang di Kamboja, menurut para pejabat.
Sebelumnya pada hari Minggu, Kamboja mengatakan lebih dari setengah juta warga Kamboja mengungsi dari rumah mereka dalam beberapa minggu terakhir, menyusul bentrokan perbatasan yang mematikan dengan Thailand.
“Saat ini, lebih dari setengah juta warga Kamboja, termasuk perempuan dan anak-anak, menderita kesulitan berat karena pengungsian paksa dari rumah dan sekolah mereka untuk menghindari tembakan artileri, roket, dan pemboman udara yang dilakukan oleh pesawat F-16 Thailand,” kata Kementerian Dalam Negeri di Phnom Penh, mengungkapkan jumlah total orang yang dievakuasi sebanyak 518.611 orang.
Sekitar 400.000 orang telah mengungsi di Thailand karena konflik perbatasan yang kembali berkobar, kata para pejabat pemerintah di Bangkok sebelumnya.
Konflik yang telah berlangsung lama ini berakar dari sengketa teritorial atas demarkasi perbatasan Thailand-Kamboja pada era kolonial dan sejumlah reruntuhan kuil kuno yang terletak di perbatasan.
Puluhan orang tewas ketika pertempuran pecah pada bulan Juli. Masing-masing pihak saling menyalahkan atas pemicu pertempuran baru dan saling tuding melakukan serangan terhadap warga sipil.
China, bersama dengan pejabat PBB, Uni Eropa, dan Amerika Serikat, semuanya menyerukan gencatan senjata.
Pertemuan khusus pada hari Senin, yang dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Malaysia Mohamad Hasan, akan menjadi tindak lanjut dari kesepakatan sebelumnya yang dicapai oleh Anwar dan rekan-rekannya dari Thailand dan Kamboja pada 11 Desember.
“Pertemuan ini akan menyediakan platform bagi para menteri luar negeri ASEAN untuk bertukar pandangan tentang situasi terkini antara Kamboja dan Thailand,” kata pernyataan Kementerian Luar Negeri Malaysia yang dirilis secara terpisah pada hari Minggu.
Pertemuan khusus ini juga akan “mempertimbangkan langkah-langkah yang mungkin diambil” oleh anggota ASEAN “untuk mendukung upaya yang sedang berlangsung menuju de-eskalasi dan penghentian permusuhan demi perdamaian dan stabilitas di kawasan yang lebih luas,” kata pernyataan itu.
“Malaysia tetap berkomitmen untuk mempromosikan dialog konstruktif dalam semangat ASEAN,” tambahnya.
“Dan dalam hal itu, memfasilitasi kedua belah pihak untuk terus menjunjung tinggi prinsip-prinsip hukum internasional, hubungan bertetangga yang baik dan hidup berdampingan secara damai, serta kerja sama bilateral dan multilateral dalam upaya mencapai penyelesaian yang damai, adil, dan langgeng atas setiap sengketa.”
Sumber : CNA/SL