Oleh: Efendy Naibaho
KOALISI Kerakyatan artinya rakyat berkoalisi secara bersama – sama, gotong royong dan apapun sebutan lainnya yang tujuannya untuk memenangkan apa yang mau dimenangkan. Dalam Koalisi Kerakyatan ini tertuang dengan jelas adalah Koalisi Kerakyatan untuk pasangan calon Walikota Medan 2024 – 2029: H Hidayatullah, SE dengan HA Yasir Ridho Loebis, MSP. Kedua pasangan ideal dan saling mengisi ini diusung PKS dengan yel-yel Hiro dan tagline sederhana dan enak disebut: Medan Berdaya Warga Berjaya. Sudah pastilah jika Kota Medan berdaya warganya Berjaya.
Visi-misi Hiro memang jelas, “Terwujudnya Kota Medan yang Berdaya, Berjaya, Inklusif dan Berkelanjutan. Apa arti berdaya itu? Menurut Hiro, Berdaya itu memiliki kekuatan dan kapasitas mengatasi tantangan serta memanfaatkan peluang. Ini mencakup daya saing ekonomi, inovasi serta keberdayaan sosial dan infrastuktur yang mendukung. Memang tidak muluk – muluk, Berjaya, dimaksudkan Hidayatullah-Yasir Ridho Loebis, merujuk pada kota yang sukses dalam mencapai kemakmuran dan kesejahteraan. Mencakup pertumbuhan ekonomi yang positif, kualitas hidup yang tinggi serta pencapaian yang membanggakan dalam berbagai aspek seperti pendidikan, kesehatan dan layanan publik.
Kalau Inklusif, ini dimaksudkan untuk menciptakan lingkungan yang adil dan merata untuk semua warganya. Melibatkan pengurangan kesenjangan sosial, pemberdayaan kelompok marginal serta memastikan akses yang setara. Visi Hiro ini ditutup dengan kata Berkelanjutan. Artinya, mengutamakan pelestarian lingkungan dan penggunaan sumber daya yang efisien, melibatkan pengembangan yang ramah lingkungan, pengelolaan sumber daya alam secara bijaksana dan ini dia, upaya untuk mengurangi dampak negatif terhadap ekosistem. Kalau Misi Hiro, Berdaya dalam pendidikan dan Berjaya dalam sumber daya manusia. Berdaya ekonomi dan Berjaya dalam kesejahteraan masyarakat. Berdaya infrastrukturnya dan Berjaya dalam pembangunan kota. Berdaya lingkungan dan Berjaya dalam keberlanjutan. Berdaya budaya dan Berjaya dalam keberagaman yang diakhiri dengan misi: Berdaya pemerintahan dan Berjaya dalam pelayanan publik.
Untuk program prioritas Hiro, Calon Pasangan No Urut 3 ini, ada yang disebut dengan Mekar Plus yakni modal usaha tanpa bunga untuk emak-emak, bisa juga disebut dengan omak-omak atau kaum inang, parompuan. Ada lagi program untuk Satu kelurahan satu konten kreator yakni modal usaha tanpa bunga untuk genZ. Ada juga Santunan Kematian, berupa iuran jaminan kematian untuk pekerja rentan dan semakin seru, ada program prioritas Satu keluarga satu sarjana. Yang lebih seru lagi, dengan nama Tebus Uang Sekolah berupa bansos untuk anak-anak kurang mampu. Dan, ada juga dana lingkungan cantik untuk ketahanan pangan, jalan lingkungan dan penghijauan yang diberi nama Lingkungan Cantik. Lebih gila lagi, ada Program Prioritas Hiro, namanya UHC Plus, UHC berkelanjutan plus, makan gratis jaga pasien.
Koalisi kerakyatannya benar – benar merakyat dan ada juga nantinya Hotline Pengaduan 24 Jam. Tidak salah pilihlah kalau Hidayatullah – Yasir Ridho Loebis bersama kita rakyat semuanya, kita hantar dan kita dudukkan di Balai Kota untuk membangun Kota Medan lima tahun ke depan. Anak Medan harus ke Hiro. Hidayatullah, yang saya kenal dan saya tahu betul karakter, sifat dan keteguhannya ketika bersama – sama di DPRD Provinsi Sumatera Utara, tak salah lagi untuk didukung dan coblos saja nomor 3.
Sahabat saya ini bisa meraih MKD Award Anggota DPR RI berkinerja baik tahun 2020. Direktur BPR Syariah Al Washliyah Medan 1999 – 2004 ini memulai karier politiknya di DPRD Deli Serdang 1987 – 1992 dan 1992 – 1997 dan 1997 – 1999 dan anggota DPRD Sumut 2004 – 2009 dan 2009 – 2014. Di Senayan, Hidayatullah periode 2019 – 2024. Kalau Yasir Ridho Loebis, wakil ketua DPRD Sumut 2019 – 2021, anggota DPRD Sumut 2014 – 2024, Ketua Harian Golkar Sumut 2018 – 2020 dan Ketua DPD KNPI Sumut 2008 – 2011 dan 2011 – 2015.
Mengapa Batak Marbisuk mendukung Hiro? Selain karena kinerja, kredibiltas, popularitas yang mumpuni dan pribadi yang sederhana, merakyat dan serius, Hidayatullah ini isterinya boru Siallagan dan Yasir Ridho Loebis isterinya Sormin. Jelas saja berlaku seruan Ompung Monang di masa-nya, Ndang tumagon tu halak adong do hita.
Sebagai anak Medan, saya yang lahir dan besar di Medan, tahun 1955, persisnya di RSUPP Medan sekarang RS Pirngadi, sangat berharap kita memilih dan memenangkan Hiro. Harapan banyak warga, teramasuk saya, tugas berat Hidayatullah – Yasir Ridho Loebis dalam skala prioritas dan berkelanjutan, memogramkan pembuatan batas Kota Medan yang 26.150 ha dengan batas alam: sungai dan jalan. Jangan seperti gitar spanyol terus serta Perummas Mandala jangan menjadi Deli Serdang terus. Sudah wajar masuk ke Kota Medan.
Harapan lain, merubah semua jalan menjadi dua arah dan membuat fly over atau under pass di tiap lintasan rel kereta api yang banyak membelah Kota Medan. Selain itu menghidupkan transportasi sungai dimulai dari titik nol Medan, pada perpaduan Sungai Deli – Babura, di belakang kantor walikota sekarang menyusur ke Belawan Parit Busuk – Sei Kera l Sulang Saling dan lainnya sebagai wisata sungai dan transportasi sungai. Khusus ke Belawan agar rakyat di sana tidak lagi mengusulkan kotamadya baru, Medan Utara.
Untuk jangka panjang mengembalikan Balai Kota Medan menjadi kantor walikota dan Lapangan Merdeka menjadi Lapangan Merdeka serta merehab Pasar Sambu dan Stasiun Sambu, GOR, Gedung Nasional, Titi Gantung sebagai aset Pemko. Tak kalah pentingnya menjadikan RS Pirngadi menjadi rumah sakit termodern, canggih dan lengkap. Juga mendirikan Taman Budaya Medan. Satu hal lagi, mengambil alih PDAM Tirtanadi dan merubah namanya menjadi PDAB Medan. PDAB adalah Perusahaan Daerah Air Bersih, bukan air minum, Belanda dulunya memberi nama NV Ayer Bersih.@
***
Penulis adalah seorang jurnalis dan BatakMarbisukForHiro