Jakarta | EGINDO.com – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengungkapkan, dalam sejarah maritim dunia, pulau-pulau di Indonesia berperan terhadap ekonomi dunia karena posisinya yang strategis di jalur rempah dan sutra laut.
Salah satunya yakni Kepulauan Maluku, yang menjadi incaran para pemburu rempah eksotik, langka, dan bernilai sangat tinggi di pasar dunia.
Plt. Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM), Kusdiantoro menerangkan, dokumentasi serta diseminasi hasil riset arkeologi Benda Muatan Kapal Tenggelam (BMKT) seperti di Kota Tidore Kepulauan, Provinsi Maluku Utara contohnya, merupakan hal yang penting.
Riset arkeologi maritim bertujuan untuk pengelolaan wisata bahari berkelanjutan dan penguatan narasi sejarah dan budaya maritim.
“Melalui riset ini, kami harap dapat menjadikan Tidore sebagai lokasi wisata bahari yang tidak hanya mendapat perhatian wisatawan mancanegara tetapi juga wisatawan domestik,” ujar Kusdiantoro di Jakarta, Rabu (30/12/2021).
Temuan artefak di Tidore Kepulauan berupa sebuah meriam dan sejumlah fragmen guci gerabah.
Untuk meriam besi yang tampak utuh ditemukan di kedalaman 37 hingga 42 meter.
Namun demikian, tantangan tersebut tidak menjadi halangan untuk menguak potensi BMKT di kawasan perairan Indonesia.
“Kami terus berusaha mendiseminasikan hasil riset BRSDM, agar riset yang dihasilkan dapat tersampaikan kepada lembaga terkait maupun stakeholders untuk mendorong percepatan pemanfaatan hasil riset,” ujar Kusdiantoro.
“Kajian Riset Budaya Maritim dan Bawah Air Kota Tidore Kepulauan telah terlaksana sejak 2019, namun di tahun 2020 sempat terhenti karena adanya pandemi Covid-19, kemudian kita lanjutkan di 2021,” pungkasnya.
Sumber: Tribunnews/Sn