Jakarta | EGINDO.com   – Kementerian Kelautan dan Perikanan bertekad untuk membimbing berbagai produk UMKM sektor kelautan dan perikanan agar dapat meningkatkan mutu dan harga hingga dapat menembus pasar mancanegara.
“Kita proaktif terhadap situasi kondisi yang ada, seperti bagaimana mempermudah perizinan berusaha termasuk dalam pelayanan terintegrasi berelektronik,” kata Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP Artati Widiarti dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, pihaknya termasuk yang pertama dalam menerapkan OSS, serta saat pandemi juga segera melakukan sosialisasi terkait panduan higienitas seperti di Unit Pengolahan Ikan (UPI) dan pasar-pasar ikan.
Artati mengemukakan, pihaknya telah melakukan berbagai langkah seperti mempermudah surveillance untuk sertifikasi sehingga mempermudah pelaku usaha.
Selain itu, ujar dia, contoh terobosan lainnya adalah stiker yang dapat diunduh dan didaftarkan di dinas kelautan dan perikanan setempat sehingga meningkatkan kelancaran arus transportasi untuk produk sektor kelautan dan perikanan lancar saat pandemi.
“Alhamdulillah, distribusi produk ikan semuanya lancar saat pandemi,” katanya.
Dia menambahkan, pihaknya juga memaparkan mengenai program Pasar Laut Indonesia yang berfungsi mewadahi UMKM yang memenuhi standar untuk berbisnis secara layak dan berkelanjutan.
Ia mengemukakan, karena ada disrupsi teknologi seiring era 4.0, maka pihaknya juga melakukan pembinaan dalam melakukan penyesuaian seperti transfer teknologi seperti pengolahan zero waste agar dapat memanfaatkan secara optimal serta perluasan pasar dan dalam dan luar negeri.
Sebagaimana diwartakan, Destructive Fishing Watch (DFW) menginginkan agar pemerintah termasuk Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dapat meningkatkan kredit usaha perikanan bagi usaha perikanan tangkap skala kecil seperti nelayan tradisional.
“(Peningkatan kredit usaha perikanan bagi nelayan kecil) ini mengingat jumlah dan komposisi perikanan skala kecil mencapai 99 persen dari total armada tangkap saat ini,” kata Koordinator Nasional Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia, Moh Abdi Suhufan.
Menurut dia, usaha perikanan skala kecil sangat rentan terhadap fluktuasi hasil tangkapan, mutu, harga jual, musim dan perubahan iklim.
Selain rentan, lanjutnya, kelompok usaha ini mengalami pertumbuhan yang lambat dibanding subsektor lainnya seperti budidaya dan pengolahan hasil.
“Pembiayaan berkelanjutan sangat diperlukan untuk menopang usaha perikanan tangkap skala kecil,” kata Koordinator Nasional DFW Indonesia itu.
Sumber: Tribunnews/Sn