Jakarta | EGINDO.co – Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengajak masyarakat untuk bersama-sama melindungi ekosistem perikanan sebagai upaya memperkuat sistem ketahanan pangan yang berkelanjutan di tengah ancaman krisis pangan global. Ekosistem yang sehat akan menghasilkan produk perikanan secara kontinyu dan berkualitas untuk dikonsumsi masyarakat.
Dalam siaran pers KKP yang dilansir EGINDO.co menyebutkan melindungi ekosistem perikanan bisa dilakukan dengan berbagai cara. Trenggono mencontohkan di antaranya dengan bijak mengelola sampah agar tak berakhir mengotori sungai dan laut. Kemudian tidak menangkap ikan dengan cara merusak, hingga mendukung kegiatan pelestarian ekosistem perikanan dengan tidak merusak terumbu karang, mangrove, dan padang lamun, serta tidak menangkap biota-biota yang dilindungi.
Kementerian Kelautan Perikanan (KKP) sendiri diakuinya memiliki strategi untuk menjaga ekosistem sumber daya kelautan dan perikanan tetap sehat yang dikemas dalam lima program prioritas ekonomi biru. Kelimanya mencakup perluasan kawasan konservasi, penerapan kebijakan penangkapan ikan terukur berbasis kuota, pembangunan perikanan budidaya berkelanjutan, pengawasan dan pengendalian terhadap seluruh kegiatan di kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil, serta menggelar gerakan nasional pembersihan sampah di laut.
Menteri Trenggono menambahkan, menjaga kelestarian ekosistem perikanan berarti menjaga keberlanjutan populasi ikan sebagai sumber pangan, sekaligus menjadi langkah awal menghadirkan produk perikanan berkualitas dan berkelanjutan ke tengah masyarakat.
Melalui momentum peringatan Hari Ikan Nasional (Harkannas) ke-10 Tahun 2023, Menteri Trenggono mengingatkan pula momentum sejarah Indonesia yang akan berusia satu abad dengan bonus demografi 70 persen usia produktif. Hal ini harus dipersiapkan dengan baik untuk membentuk generasi emas, generasi Indonesia yang unggul dengan karakter yang luhur, serta kompetensi dan produktivitas yang tinggi.
Trenggono menyampaikan bahwa ikan dengan segala manfaatnya merupakan sumber pangan yang akan menjadi andalan kedepan, mengingat >70% wilayah Indonesia adalah air. Terlebih untuk mendukung kebijakan hilirisasi, pengurangan angka stunting, serta implementasi ekonomi biru melalui pengolahan hasil perikanan zero waste, maka penerapan teknologi Hidrolisat Protein Ikan menjadi salah satu alternatif dalam pengembangan fortifikasi protein dalam bahan baku makanan, seperti untuk produk biskuit, susu, roti, mie, dan lain-lain. Hal ini menjadi cara yang efektif untuk memberikan zat gizi kepada masyarakat tanpa mengubah pola makan secara drastis.
Sebagai informasi, puncak perayaan Hari Ikan Nasional ke-10 dengan tema ‘Ikan untuk Generasi Emas’ di Lapangan Banteng, diisi berbagai kegiatan yang mengkampanyekan ajakan makan ikan ke tengah masyarakat. Seperti bazar ikan murah dan sehat, kuliner ikan dengan peserta dari 29 provinsi, penanaman gemar makan ikan kepada ratusan anak sekolah dasar, makan ikan gratis, hingga lomba masak serba ikan.
Sekaligus dilakukan pencanangan Tahun Tuna Indonesia 2024, karena Indonesia adalah produsen tuna terbesar di dunia. Dari pencanangan tersebut, melalui branding seafood Indonesia yang safe, eco-friendly, dan sustainable diharapkan sinergi dan kolaborasi seluruh stakeholders dapat semakin memperkuat akses pasar dan manfaatnya, baik bagi masyarakat Indonesia khususnya maupun masyarakat global pada umumnya.@
Rel/fd/timEGINDO.co