Medan | EGINDO.co – Kini pasca lebaran tahun 2023 ini hasil tangkapan para nelayan di daerah Kabupaten Tapanuli Tengah Provinsi Sumatera Utara, anjlok. Akhirnya kondisi nelayan memprihatinkan karena hasil tangkapan ikan jauh merosot atau anjlok.
Menurut para nelayan tradisional kepada EGINDO.co di Kabupaten Tapanuli Tengah anjloknya hasil tangkapan para nelayan dari berbagai jenis alat tangkap yang digunakan, penyebabnya adalah kondisi alam dan keamanan dari segi alat tangkap.
Mohammad Sobari (53) seorang nelayan di Kecamatan Barus Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara menyebutkan, kurangnya hasil tangkapan nelayan disebabkan faktor alam, dimana dalam beberapa minggu terakhir terjadi angin kencang atau badai sehingga ada gelombang besar membuat para nelayan sulit melaut.
Faktor keamanan bagi nelayan membuat sulit melaut dan ikan pada saat cuaca kurang bersahabat menjadi berkurang. Faktor sangat menentukan dan menjadi problem bagi nelayan. “Kalau sudah badai dan gelombang tinggi, kami tidak akan turun ke laut lagi, bila pun ada yang turun ke laut bila alat tangkap dan kapal ikannya dalam kondisi sangat baik,” kata Sobari menjelaskan.
Ada ratusan nelayan yang setiap hari harus beroperasi turun ke laut akan tetapi dari ratusan nelayan itu hanya puluhan saja yang berani melaut, selebihnya di darat. “Mereka yang berani melaut itu juga paling beroperasi hanya sekitar satu mil dari bibir pantai, tidak berani jauh dan itu hanya kapal tangkap ikan yang kondisinya sangat baik,” katanya.
Kini menurut para nelayan sudah sangat sedikit ikan di pingir pantai, maka para nelayan terpaksa mencari ikan dengan menempuh jarak yang jauh ke tengah laut. Kondisi yang ada sekarang ini menurut Ahmad (60), seorang nelayan di Kecamatan Barus yang juga mengeluh dengan kondisi yang terjadi sekarang ini.
“Bila hasil tangkapan nelayan tidak ada maka membuat susah perekonomian keluarga nelayan di Barus dan harusnya pemerintah memperhatikan dengan memberi subsidi kepada nelayan,” kata Ahmad berharap.@
Bs/timEGINDO.co